Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Maknai Perjalanan 50 Tahun, ChildFund Internasional Indonesia Dorong Partisipasi Semua Pihak Dukung Potensi Anak
Lampungpro.co, 25-Apr-2024

Febri 179

Share

Ilustrasi Anak Bersama Orang Tuanya | Ist/Lampungpro.co

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Hadir di Indonesia sejak tahun 1973, ChildFund Internasional di Indonesia secara konsisten terus berjuang untuk mewujudkan dunia, dimana anak-anak bisa mendapatkan hak dan mencapai potensi maksimalnya.

Berbagai program inovatif dihadirkan guna mewujudkan tujuan tersebut, dengan bekerja sama dengan Yayasan Pembinaan Sosial Katolik (YPSK), Childfund Internasional di Indonesia telah mendampingi anak dan keluarga di 33 desa, 15 kecamatan, dan tujuh kabupaten/kota di Lampung.

Pimpinan Proyek YPSK LDA, Purna Adi Swasana mengatakan, salah satu program terkini yang dikembangkan YPSK bersama ChildFund Internasional di Indonesia adalah proyek pemulihan hijau (green recovery).

"Inisiatif ini dianggap sangat strategis dan inovatif di Indonesia, karena berfokus pada membangun kepemimpinan pemuda dalam bisnis hijau yang akan secara langsung berkontribusi pada pengurangan emisi, pembangunan rendah karbon, dan pemulihan nasional dari Covid-19," kata Purna Adi Swasana dalam keterangannya, Kamis (25/4/2024).

Menurutnya, konteks perubahan iklim mulai diintegrasikan ke dalam konteks program mereka, sehingga inisiatif tersebut secara strategis fokus pada pemanfaatan potensi unik melalui tiga aspek utama yaitu rantai nilai hijau (green recovery chain), inkubasi bisnis hijau (green business incubation), dan pusat pengembangan pakan ternak.

Proyek ini mendorong pendekatan yang komprehensif dan berbasis masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan, yang akan melibatkan kewirausahaan pemuda, kolaborasi sektor swasta, dan penguatan akses ke sumber daya keuangan.

"Saat ini, implementasi program green recovery masih dalam tahap awal dan membutuhkan waktu panjang untuk mendapatkan dampak meluas, namun kami optimis dengan program inovatif ini, YPSK sendiri telah mendirikan pusat pelatihan peternakan sapi untuk mendukung inisiatif ini," ujar Purna Adi Swasana.

Program strategis lainnya mengambil tema penguatan kohesi sosial yang berfokus pada pembangunan perdamaian di Lampung.

Proyek Penguatan Kohesi Sosial (SSCP) yang didanai oleh Uni Eropa ini berlangsung dari 2023 hingga Juli 2025, mempromosikan praktik inklusif dan berbasis budaya untuk pencegahan dan penyelesaian konflik di Indonesia dan Timor-Leste.

Dalam konteks Indonesia, tujuannya adalah untuk meningkatkan perdamaian dalam masyarakat di Lampung melalui pencegahan konflik berbasis budaya.

"Kami bekerja bersama organisasi-organisasi yang berfokus pada pemuda, sekolah, pejabat pemerintah lokal, pemimpin tradisional dan agama, serta para pemuda pembuat perubahan," jelas Purna Adi Swasana.

Para pembuat perubahan ini akan dilatih untuk memimpin inisiatif pendidikan perdamaian bagi teman sebayanya, menggunakan metode kreatif untuk berinteraksi secara positif dengan para pemimpin dan mengatasi isu- isu yang memengaruhi mereka.

SSCP juga akan melibatkan pemimpin tradisional dan otoritas lokal untuk mempromosikan mekanisme berbasis budaya seperti Piil Pesenggiri di Lampung, memperjuangkan inklusivitas dan adaptasi mereka terhadap kebutuhan semua anggota masyarakat, terutama perempuan, orang dengan disabilitas, dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan.

Dialog antar generasi dan kolaborasi, akan didorong untuk meningkatkan praktik-praktik ini lebih lanjut. Hingga akhir 2023, lebih dari 900 individu telah berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang berlangsung di 23 desa di Lampung.

Program lain yang sukses diimplementasikan di Lampung adalah pengasuhan responsif, mereka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam melakukan pengasuhan yang layak dan ramah anak, sehingga dapat mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Implementasi program dilakukan dengan beberapa tahapan strategi yakni sosialisasi program kepada Pemerintah desa dan masyarakat, pembentukan dan pelatihan bagi fasilitator program, pembentukan kelompok (terintegrasi dengan kelompok kegiatan yang sudah ada di masyarakat), peningkatan pengetahuan, serta keterampilan pengasuhan bagi orang tua melalui kegiatan sesi rutin menggunakan modul dan monitoring penerapan pola pengasuhan.

Berbagai dukungan pun terus hadir, baik dari warga sekitar maupun pemerintah setempat. Pemerintah desa memberikan dukungan kebijakan untuk mobilisasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan program serta anggaran untuk mendukung implementasi kegiatan program.

Selain itu, pemerintah setempat juga memberikan dukungan SDM selama pendampingan program, yang dilakukan oleh PLKB Kecamatan kepada kelompok kegiatan pengasuhan.

Sementara itu, Country Director ChildFund International di Indonesia, Husnul Maad menjelaskan, upaya organisasinya berpusat pada menghubungkan anak-anak dengan komunitas, institusi, dan sumber daya untuk memastikan mereka tumbuh dengan sehat, terdidik, terampil, serta yang terpenting aman baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun di ranah daring.

"Keberhasilan ChildFund International di Indonesia ini, tentunya tidak lepas dari hasil kerja keras seluruh mitra, komunitas, pemerintah, donor, sponsor, dan pemangku kepentingan yang selalu berkomitmen untuk terus mendukung langkah kami," jelas Husnul Maad.

Mereka berterimakasih kepada semua pihak yang senantiasa telah berkontribusi dalam perjalanan ChildFund International selama 50 tahun di Indonesia, yang diharapkan kedepannya dukungan tersebut dapat menginspirasi lebih banyak pihak lainnya untuk ikut mewujudkan dunia, dimana anak-anak bisa mendapatkan hak dan kesempatan untuk mencapai potensi maksimal mereka. (***)

Editor : Febri Arianto

Berikan Komentar

Anonymous


Informasi yang sangat bermanfaat. thanks Unissula

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Tugu Biawak Wonosobo dan Mannaken Pis Belgia,...

Pariwisata memang butuh ikon, tapi tak harus menimbulkan keriuhan...

2208


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved