Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Mau Wisata Ala Pedesaan? Datanglah ke Bantul, Yogyakarta
Lampungpro.co, 11-May-2017

1190

Share

YOGYAKARTA (Lampungpro.com) - Lingkungan Kebonagung, Imogiri, Bantul, 20 km dari Kota Yogya, masih dominan dengan sawah. Suasana pedesaan khas Yogya begitu terasa. Pohon-pohon kelapa, pohon pisang, gardu ronda, pendopo, kandang hewan ternak menyatu dengan kehidupan mereka.

Efek SMA 71 Jakarta itu positif bagi Kebonagung. Penataan atraksi wisata, penyediaan homestay untuk menginap mendapat perhatian Pokdarwis dan mendapat dukungan warga. Kini, menerima tamu hingga 300 orang pun, Desa Wisata Kebonagung telah siap. Dan hal itu, belakangan ini, rutin mereka terima. Ada 40 homestay yang siap menampung tamu. Rombongan SD Ciputra Surabaya beberapa kali melakukan live in di Kebonagung.

Ratusan mahasiswa pertanian dari UPN Veteran Yogya juga rutin belajar bertani dengan masyarakat Kebonagung. Semua ini memungkinkan karena 10 bus besar pun bisa tertampung untuk parkir di desa ini. Akses ke Kebonagung sudah sangat baik. Apa yang bisa dinikmati dari Kebonagung? Secara berseloroh, dikatakan yang bisa dinikmati di sini adalah sesuatu yang tidak didapat oleh orang-orang di kota.

Desa yang masih menyimpan keindahan alam dengan warna hijau persawahan. Suara sapi yang melenguh dan kicauan burung yang terdengar merdu di pagi hari. Berbagai tradisi seni dan reliji yang masih lestari. Kerajinan tangan, industri rumah tangga atau ke bendungan. Tinggal di Kebonagung menyatu dengan aktivitas warga desa ngluku (membajak sawah), tandur (menanam bibit padi), angon bebek (menggembala itik) dan kegiatan sehari-hari warga Kebonagung. Membuat tempe, mbuntel (membungkus) sendiri, membikin emping dari buah melinjo dan lainnya. Bisa pula ikut kenduri, wiwit atau labuh. Anda bisa juga belajar macapat, sholawat, atau jathilan. Bisa menikmati pula alunan musik dari Gejok Lesung. Atau belajar karawitan. Kenduri berupa doa bersama untuk memperingati peristiwa kehidupan yang dianggap penting seperti mitoni (upacara tujuh bulan untuk bayi), tahlilan (doa untuk orang yang meninggal) dan ngeslupi ( doa untuk memasuki rumah baru).

Sedangkan, ritual wiwit (biasa dilakukan sebelum memulai bertanam padi) atau labuh berisi kegiatan memberikan sesajen atau sesembahan yang berisi hasil pertanian. Tujuannya mengucapkan terima kasih atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan serta mohon keselamatan, kedamaian dan kesuburan. Kemudian di Bendung Tegal yaitu sebuah bendungan yang menampung air dari Sungai Opak yang terletak di ujung desa, tamu bisa mempelajari sistem irigasi. Bisa pula mencoba serunya olahraga dayung atau kano. Atau mencoba Perahu Naga berkeliling Bendung Tegal. Selain itu ada batik tulis.

Warga Desa Kebonagung juga memiliki kerajinan tangan yang disebut dengan Tatah Sungging, batik Keramik, dan Batik Topeng Kayu. Batik tulis ialah lukisan yang ditorehkan di kain menggunakan malam (lilin) cair. Motif batik biasanya selalu berulang. Alat-alat yang digunakan juga masih tradisional seperti canting, wajan dan kompor kecil untuk melelehkan malam. Canting digunakan untuk melukis, sedangkan malam berfungsi sebagai tinta. Tatah Sungging ialah kerajinan yang menggunakan kulit, baik kulit sapi atau kambing. Kulit tersebut diolah menjadi aneka kerajinan seperti wayang, lukisan, topi dan lain-lain. Sedangkan batik keramik dan batik topeng kayu mirip dengan batik tulis.

Bedanya, batik tulis menggunakan kain sebagai media lukis, sedangkan batik keramik menggunakan keramik dan batik topeng kayu memakai topeng sebagai media lukis. Batik membuat keramik tampak semakin menawan karena tidak putih dan polos seperti biasanya. Pada topeng kayu, batik memberi ornamen yang mempercantik tampilan topeng. Topeng ini biasanya digunakan sebagai hiasan dinding untuk memperindah interior ruangan. Untuk menikmati semua kegiatan live in di Kebonagung ini tidak bisa dilakukan dalam sehari.

Menpar Arief Yahya gembira melihat perkembangan kreatif warga Jogja yang semakin dahsyat. Kesadaran sebagai destinasi wisata semakin tinggi, sehingga menjadi business opportunity. "Di pariwisata itu ada creative value dan financial value. Paling baik, keduanya harus balance," kata Arief Yahya.

Jogja akan terus berkembang industri pariwisatanya, jika menggunakan digital online system. Kemenpar mempersilakan untuk bergabung dengan ITX Indonesia Tourism Xchange, untuk selling platformnya. Mereka akan langsung terkoneksi dengan global market dan semua travellers dari mana saja. "Silakan bergabung, semua free," ajak Arief Yahya.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Arinal Djunaidi Manusia Penuh Keberuntungan, Akankah Menang...

Pasalnya, menurut catatan Nyonya Lee tak pernah dua kali...

22266


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved