Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Nonton Jaranan Buto di Banyuwangi? Apa Itu?
Lampungpro.co, 20-Feb-2017

3608

Share

BANYUWANGI (Lampungpro.com): Apapun kegiatan dan festival kesenian dibuat di Banyuwangi pasti ngetop. 

Kini, bekas kerajaan Blambangan itu terus kebanjiran agenda Pariwisata yang menarik dan unik. Kota yang menjadi pionir dan menjadi destinasi wisata populer Jawa Timur itu akan menggelar Festival Jaranan Buto yang akan dilaksanakan 11 Maret 2016 mendatang. 

Iya, betul! Festival Jaranan Buto. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas didampingi  Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan, dalam perhelatan ini sebanyak lebih dari 30 grup kesenian yang masing masing terdiri dari penari dan penabuh akan menghidupakan Lapangan Jajag, Gambiran, Banyuwangi tempat perhelatan tersebut.

"Untuk memajukan pariwisata Banyuwangi tidak hanya melibatkan pemerintahan saja, tapi juga bekerja sama dengan komunitas dan masyarakat setempat. Penyelenggaraan Festival Jaranan Buto ini tidak hanya untuk mendongkrak sektor wisata, tetapi juga sekaligus untuk mewadahi dan menumbuhkan kreativitas rakyat Banyuwangi, maka dari itu, kami tunggu di Banyuwangi dan nikmati keindahan alam dan budaya kami, ini acara yang sangat menarik," kata Azwar.

Ia menambahkan, Tari Jaranan Buto adalah tari yang  menggunakan properti kuda buatan. Menyaksikan kesenian ini sepintas mirip dengan  kesenian Kuda Lumping, Jaran Kepang atau Tari Jathilan. Bedanya, properti kuda pada tarian Jaranan Buto yang digunakan tidaklah menyerupai bentuk kuda secara nyata, melainkan kuda tersebut berwajah raksasa atau Buto.

Begitu pula dengan para pemainnya yang juga menggunakan tata rias sadis dan menyeramkan layaknya seorang raksasa yang lengkap dengan muka merah bermata besar, bertaring tajam, berambut panjang dan gimbal.

Bramuda menambahkan, bahwa 30 grup bisa bertambah sampai nanti hari pelaksananan. Seni Tari Jaranan Butho tahun 2017 akan dipentaskan mulai pukul 10.00 hingga pukul 17.00 WIB. Pada festival ini sudah 30 grup yang mendaftar. 1 grup biasanya terdiri dari 6-8 orang penari dengan 8-12 orang penabuh musik  nantinya yang menari dengan menggunakan replika Kuda Kepang yang terbuat dari kulit lembu yang dipahatkan karakter raksasa. 

Tari Jaranan Buto dalam pementasannya diiringi alunan musik seperti kendang, dua bonang, dua gong besar, kempul terompet, kecer (seperti penutup cangkir) yang terbuat dari bahan tembaga dan seperangkat gamelan. Seni tari jaranan buto dalam perkembangannya memiliki inovasi yang diantaranya adalah variasi musik pengiringnya dan tata rias penarinya, kostum yang dikenakan oleh penarinya mengalami inovasi begitu pesat setiap tahun. "Klimaksnya para penari yang mentas  bisa sampai kesurupan dan asik untuk ditonton," katanya.

1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

23460


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved