Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Panen Perdana Tambak Dipasena Lampung Pakai Listrik PLN, Wagiran Raup Hasil Rp150 Juta
Lampungpro.co, 11-Sep-2020

Amiruddin Sormin 7005

Share

Panen udang tambak milik Wagiran di Dipasena, Tulangbawang, Selasa (1/9/2020). LAMPUNGPRO.CO/ABI FAIZ

RAWAJITU TIMU (Lampungpro.co): Tanpa banyak gembar-gembor, satu persatu petambak udang Dipasena mulai bangkit. Lihat saja Wagiran, petambak anggota Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang wilayah (P3UW) Lampung di Blok 12 Jalur 48 N.o 07 Kampung Bumi Dipasena Sejahtera, ini panen pada Selasa (1/9/2020). 

Inilah panen tambak perdana memakai listrik PLN, sejak PLN masuk ke pertambakan terbesari di Asia Tenggara itu pada 20 Maret 2020. Selama puluhan tahun, petambak di sini harus memakai genset untuk menggerakkan kincir air. Di tambak berukuran 40x50 meter persegi, Wagiran menebar 100 ribu ekor benur per petak tambak. Umur udang saat di panen 90 hari berukuran 42 dengan tonase hasil panen 2,6 ton. 

"Ini panen pertama saya setelah  menggunakan listrik PLN untuk budidaya. Saya pasang listrik tiga pasha 10600 VA. Langsung tebar dengan kepadatan tinggi dan berhasil. Ini bukti pertambakan Dipasena sangat layak dan masih produktif," kata dengan wajah sumringah kepada Lampungpro.co.

Dia melanjutkan, "Alhamdulillah syukur hasilnya lumayan. Ini hanya satu tambak ya, karena yang satu tambak lagi harus panen dini umur 60 hari terpaksa harus saya dipanen. Ini juga faktor kelalaian. Saya kurang teliti mengamati udang dari awal, telat ngincir, dan udang kurang oksigen akhirnya ada kamatian," kata Wagiran.

Dia memutuskan panen lebih awal. Meskipun demikian masih dapat hasil 1,2 ton. Biaya operasional dua tambak bisa dibayar dari tambak yang panen dini itu. "Jadi, dari dua tambak yang panen ini, Alhamdulillah dapat untung," kata Wagiran yang menunaikan ibadah haji pada 2016 itu.

Salah satu faktor pendukung keberhasilan panen ini, selain fokus, telaten, lihat musim, juga harus nekad. Dia juga memperhitungkan faktor sarana budidaya yang harus maksimal. Saat ditanya berapa keuntungan diraup dari hasil panen dua tambak itu, semula Wagiran enggan menyebutkannya.

Namun saat didesak barulah dia mau kasih bocoran. Sambil berbisik dia berucap, "Hampir Rp150 juta." (FAIZ/PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Langka dan Mahal, Distribusi Ngawur Ala Elpiji...

Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...

266


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved