M. Arif mengakui, perjuangan komunitasnya tidak mudah. Hingga kini, mereka hanya memiliki satu mobil ambulans hibah dari seorang anggota marinir, namun kondisinya sudah tidak layak jalan.
Karena tidak memiliki dana tetap, seluruh kegiatan dijalankan secara swadaya dan gotong royong antarrelawan. Arif menegaskan komunitasnya tidak pernah membuka donasi atas nama organisasi, melainkan hanya bantuan pribadi dari para anggota.
"Kami tidak digaji, tapi ini menjadi tabungan amal kami. Ada kepuasan tersendiri ketika bisa bantu pasien sembuh atau pulang dengan selamat," tegas Arif.
Meski terus berjuang di tengah keterbatasan, Arif berharap ada perhatian dari pemerintah daerah, lembaga sosial, dan masyarakat luas agar kegiatan kemanusiaan seperti ini bisa terus berjalan.
Mereka butuh dukungan, terutama kendaraan yang layak dan bantuan operasional agar relawan bisa menjangkau lebih banyak pasien. Selama ini, mereka bergerak semampu kami, tapi panggilan kemanusiaan tidak bisa berhenti.
Setiap pasien yang datang akan dibantu tanpa melihat latar belakang ekonomi atau sosial, bahkan tidak mencari keuntungan, insyaallah niat kami murni untuk membantu.
Salah satu pasien yang sempat didampingi oleh relawan adalah almarhumah Mei Mudiyanti, penderita kanker rahim asal Pringsewu. Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Urip Sumoharjo dan RSUDAM Lampung, sebelum meninggal dunia setelah delapan hari perawatan.
Berikan Komentar
Tubaba
350
Kominfo Lampung
363
Pesisir Barat
1247
222
10-Nov-2025
290
10-Nov-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia