KALIANDA (Lampungpro.co): Tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan dan Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan melakukan monitoring ke wilayah pesisir Kecamatan Rajabasa, Kamis (5/1/23) malam, pasca erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) sejak Selasa hingga Kamis (2-5 Januari 2022). Berdasarkan data yang tercatat pada magma.esdm.id, pada Selasa (3/1/2022) erupsi terjadi pada pukul 16.38 WIB dengan ketinggian material yang dimuntahkan mencapai 100 meter dari bibir kawah.
Pada Rabu (4/1/2023), erupsi terjadi dua kali, pertama pukul 14.10 WIB dengan ketinggian material yang dimuntahkan mencapai 100 meter dari bibir kawah dan kedua kembali erupsi pada pukul 15.09 WIB dengan ketinggian material yang dimuntahkan mencapai 3000 meter atau 3 km dari bibir kawah, dan pada Kamis (5/1/2023) pukul 00.13 WIB, tinggi kolom letusan teramati 750 meter diatas puncak atau sekitar 907 meter diatas permukaan laut.
Tim yang dipimpin langsung Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan, M. Sefri Masdian didampingi Kepala Bidang Damkar dan Penyelamatan, Ruli Fikriyansyah dan beberapa anggota damkar serta Anggota BPBD, menyusuri sepanjang jalan pesisir Kecamatan Rajabasa hingga ke Pos Pemantau GAK di Desa Hargo pancuran, Kecamatan Bakauheni. Dia mengungkapkan, aktivitas masyarakat di sekitar lokasi GAK masih normal seperti biasanya, sama sekali tidak terlihat kecemasan pasca terjadinya erupsi GAK.
Kami bersama tim sengaja mengunjungi Pos Pantau GAK di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Bakauheni, guna memastikan kondisi GAK terkini. Karena isu di luar GAK cukup mengkhawatirkan, terlebih letusan pada Rabu (4/1/23) ketinggian material yang dimuntahkan mencapai 3000 meter atau 3 km dari bibir kawah. Oleh karenanya kami kesini (pos pantau GAK, red) guna memastikan kondisi aman. Dan ternyata aktivitas masyarakat berjalan normal seperti biasa, jelas Sefri lebih lanjut.
Di lokasi pos pantau GAK pukul 21.15 WIB, pada layar monitor, aktivitas GAK hanya mengeluarkan asap putih. Namun, Kepala Pos Pantau GAK Andi Suwardi menjelaskan jika hal itu merupakan aktivitas biasa dalam keseharian GAK.
Itu fenomena biasa dalam kesehariannya. Tapi perlu dikhawatirkan. Waspada itu harus, tapi jangan panik. Silahkan masyarakat beraktivitas seperti biasa. Tidak ada hal yang perlu dicemaskan pasca erupsinya GAK. Jangan termakan issu hoax. Jika ada hal-hal yang perlu diketahui, silahkan hubungi kami. Kami selalu siaga 1×24 jam, kata Andi. Intinya mah, kondisi aman. Meski status GAK pada level 3 (siaga), masyarakat tidak perlu cemas. Silahkan beraktivitas seperti biasa, tegas Andi.
Sementara, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan Anasrullah mengimbau masyarakat agar lebih meningkatkan kewaspadaan erupsi Gunung Anak Krakatau. Terutama, masyarakat yang berada di Perairan Selat Sunda dan Kawasan pesisir Kabupaten Lampung Selatan, khususnya di Kecamatan Katibung, Sidomulyo, Kaliada, Rajabasa dan Bakauheni.
Kami sampaikan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar pantai selatan agar meningkatkan waspada erupsi GAK tersebut. Kami meminta agar masyarakat lebih hati-hati, jangan mendengarkan isu-isu hoax yang tidak benar dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Jangan cemas dan panik. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuat kabar dan percaya begitu saya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya yang justru akan menimbulkan kepanikan ditengah masyarakat, ujar Anasrullah. (***)
Editor: Amiruddin Sormin, Laporan: Hendra
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
24415
Bandar Lampung
6450
152
21-Apr-2025
125
21-Apr-2025
235
21-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia