BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Perum Damri memutuskan tetap lewat Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) saat tarif berlaku. Secara bertahap, Damri akan meninggalkan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) dan total lewat tol.

Menurut GM Damri Lampung, Suranto, pilihan tetap lewat jalan tol itu sebagai bentuk pelayanan kepada penumpang. "Penumpang tentu ingin cepat dan nyaman sampai tujuan. Damri akan tetap lewat tol, meski nanti tarif diberlakukan," kata Suranto kepada Lampungpro.com, Senin (8/4/2019).

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menetapkan tarif tol Bakauheni-Terbanggi Besar Keputusan Menteri PUPR No.305/KPTS/M/2019 tentang Penetapan Golongan Jenis Kendaraan Bermotor dan Besaran Tarif Tol Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar yang diteken Menteri PUPR, M. Basuki Hadimuljono. Tarif ditetapkan Rp900 ribu per kilo meter.

Perum Damri tercatat memiliki bus jurusan Lampung-Jakarta dan sejumlah kota di Jawa terbanyak. Setiap hari sedikitnya 60-80 bus Damri wara-wiri lewat jalan tol. Mengenai besaran tarif yang akan dikenakan ke penumpang saat tol berbayar, kata Suranto, menunggu keputusan direksi Perum Damri. "Tentu direksi akan menyesuaikan tarif," kata Suranto.

Meski lewat tol, Damri tak langsung menghilang dari Jalinsum, karena masih ada penumpang yang naik dari beberapa tempat seperti Panjang, Sidomulyo, dan Kalianda. Saat ini, Damri menggilir bus yang lewat Jalinsum untuk melayani penumpang.

Kebijakan bergilir lewat Jalinsum ini juga berlaku bagi bus Damri yang berangkat dari pul Damri Kotabumi, Unit II Tulangbawang, Metro, dan Pringsewu. Selain alasan penumpang, Damri lewat Jalinsum karena RM Siang Malam di Penengahan masih jadi pos kontrol pertama dan terakhir di Sumatera.

"Untuk sementara, setelah masuk tol keluar dulu menuju pos kontrol Penengahan. Secara bertahap pos kontrol ini akan dievaluasi, sehingga nantinya benar-benar semua bus dari Bandar Lampung menuju Bakauheni lewat tol," kata Suranto. (PRO1)