LAMPUNG SELATAN (Lampungpro.co): Pasca Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di Perairan Selat Sunda mengalami erupsi selama dua kali, pada Jumat (10/4/2010) malam sekitar Pukul 22.35 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hingga saat ini belum mendapatkan laporan kerusakan akibat erupsi tersebut.

Kepala Pusat Data dan Informasi Komunikasi (Kapusdatin) BNPB Agus Wibowo mengatakan, hingga saat ini data yang didapat dari BPBD Lampung Selatan khususnya di Kecamatan Rajabasa, hingga Pukul 04.00 WIB tidak terpantau adanya bau belerang dan debu vulkanik yang muncul dilingkungan warga.

"Pagi ini kami belum mendapati laporan kerusakan. Kondisi juga sempat turun hujan. Saat ini masyarakat di kecamatan sekitar, terutama di wilayah sepanjang pantai sudah kembali ke rumah masing-masing," kata Agus Wibowo dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (11/4/2020).

Saat ini, BNPB juga sudah merinci desa-desa yang terdampak di wilayah pesisir pantai seperti Way Mulih, Way Mulih Timur, dan Kunjir. Namun, meski sebagian warga sudah kembali ke rumah masing-masing, BNPB menyebut saat ini sebagian lainnya masih ada warga yang berjaga dan memantau kondisi sekitar.

"BPBD melalui Tim Reaksi Cepat (TRC), telah menghubungi tim pemantau Gunung Anak Krakatau. Hasilnya hingga pagi ini status gunung masih waspada atau level dua. Aktivitas vulkanik juga terpantau sudah reda. Kami himbau kepada masyarakat untuk tidak panik," ujar Agus.

Agus menjelaskan, saat ini TRC BPBD Kabupaten Lampung Selatan dengan menggunakan mobil rescue sudah memberikan pengumuman kepada masyarakat. Pengumuman tersebut meminta masyarakat untuk tetap tenang. Hal ini dikarenakan aktivitas gunung sudah reda.

"Saat ini, TRC BPBD juga dibantu aparat TNI dan Polri,  bersiaga di lokasi kejadian untuk membantu warga berjaga. Aparat desa dan camat setempat juga sudah berada di lokasi kejadian. Mereka memberikan arahan kepada warga bahwasanya sampai pagi ini belum ada laporan kerusakan," jelas Agus. (FEBRI/PRO2)