LAMPUNG SELATAN (Lampungpro.co): Gunung Anak Krakatau yang berada di perairan Selat Sunda, yang menghubungkan antara Provinsi Lampung dan Provinsi Banten kembali meletus, Jumat (10/4/2020) malam sekitar Pukul 21.58 WIB dimana Letusan kali ini, terjadi dua kali 

Berdasarkan informasi dari situs Magma Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bendana Geologi (PVMBG), letusan Gunung Anak Krakatau letusan pertama tinggi kolom abu teramati, mencapai kurang lebih 200 meter dari puncak gunung, dan 357 meter diatas permukaan laut.

Letusan kali ini, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 40 mili meter dengan durasi sekitar 72 detik. Adapun letusan kedua terjadi sekitar Pukul 22.35 WIB. Dimana dalam letusan kedua kali ini, tinggi kolom abu teramati kurang lebih 500 meter di atas puncak.

Letusan kedua ini, kolom abu juga teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara. Erupsi kedua ini terekam di alat seismograf dengan amplitude maksimum 40 mili meter dengan durasi 2.248 detik.

PVMBG menyebutkan, hingga saat ini Gunung Anak Krakatau masih berstatus waspada atau Level II. PVMBG juga merekomendasikan kepada masyarakat sekitar, agar tidak diberbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah.

Atas kejadian ini pun, membuat sejumlah warga sekitar di Kabupaten Lampung Selatan, yang berada di dekat Gunung Anak Krakatau ini sempat membuat warga sekitar agak panik. Terlebih warga di Desa Way Muli, Desa Kunjir, dan Desa Batu Balak. 

Warga sekitar juga sempat mencium bau belerang yang sangat menyengat. Hingga dinihari tadi warga memilih untuk evakuasi diri di tempat ketinggian meskipun tidak merasakan guncangan tinggi.(PRO2)