Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Tradisi Cian Cui, Rayakan Imlek dengan Basah-basahan
Lampungpro.co, 04-Feb-2018

1319

Share

Rayakan Imlek dengan Basah-basahan, tradisi cian cui 2018 akan segera digelar

SELATPANJANG (Lampungpro.com): Warga Selatpanjang, Kabupaten Meranti, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) merayakan Imlek dengan cara unik. Selama enam hari pengunjung akan merasakan tradisi Perang Air yang seru.

Tradisi Cian Cui akan berlangusng pada 16-21 Februari 2018. Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar mengatakan, tradisi Cian Cui tidak hanya dirayakan keturunan Tionghoa setempat. Namun warga Selatpanjang lainnya seperti dari Suku Melayu, Jawa, Minang dan kelompok etnis lain serta orang-orang dari luar Selatpanjang.

"Bersama-sama mereka saling berbaur dalam perayaan dan kegembiraan Cian Cui. Tradisi ini juga menarik wisatawan dari negara-negara Asia seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan dan China," kata Buralimar.

Tradisi Cian Cui dimulai dari pukul 4:00 sampai 18:00. Setelah itu, sebagian besar penduduk Selatpanjang bersama dengan wisatawan domestik dan internasional saling menyemprotkan air. Perang air dilakukan di sepanjang rute yang ditentukan dari jalan Kartini, ke Imam Bonjol, Jalan Ahmad Yani dan Diponegoro.

"Semua membuang air satu sama lain dalam kemasan es plastik. Mereka melempar dan saling menyiram dengan menggunakan senapan air, ember dan sendok, kadang bahkan menggunakan mesin kompresor," Buralimar menambahkan.

Itu benar-benar terlihat seperti perang air ketika semua diguyupkan dengan bom air dari becak, sepeda motor, pejalan kaki atau lainnya yang berdiri di pinggir jalan. Terlepas dari ras dan asal, mereka yang berada di wilayah Cian Cui harus siap untuk basah kuyup.

Selain itu, orang-orang keturunan Tionghoa mengadakan doa sepanjang malam di Kelenteng Hok An Kiong sampai matahari terbit pada hari keenam atau Cu Lak. Itu ditandai dengan suara gong yang bergema dari dalam kuil, yang kemudian diikuti petasan dan kembang api. Di pagi hari, meja sebagai altar dipersiapkan di depan kuil untuk sembahyang.

Perayaan dilanjutkan dengan parade tiga dewa yang dibawa dengan palano. Parade mengelilingi 23 kelenteng Selatpanjang lainnya. Dewa utama yang diarak adalah Thang Kie, seorang manusia yang diilhami oleh roh Dewa.

Thang Kie memberkati seluruh kota dan pulau Selatpanjang dan diyakini dapat mengusir kemalangan dari kota tersebut untuk tahun yang akan datang. Pawai tersebut kemudian kembali dan selesai di Kelenteng Hok An Kiong. Selanjutnya, orang bubar dan kembali ke lokasi di mana Perang Air Selatpanjang sedang berlangsung.

Sebagai agenda tahunan Selatpanjang, Cian Cui sudah dikenal baik di dalam maupun di luar negeri. Banyak wisatawan domestik dan internasional. Wisman baik dari Australia, Selandia Baru, Eropa dan Amerika Serikat melakukan perjalanan ke Selatpanjang setiap hanya untuk ambil bagian dalam tradisi Cian Cui.

Selatpanjang terletak di Selat Malaka, jalur pelayaran dan perdagangan yang padat antara Malaysia selatan hingga Singapura. Selatpanjang merupakan bagian dari pedalaman di Batam dan Zona Perdagangan Bebas Tanjung Balai Karimun yang berada di dalam Indonesia-Malaysia-Singapore Growth Triangle (IMS-GT).

Untuk sampai ke Selatpanjang, ada speedboat reguler dari Pekanbaru, Batam, Bintan, dan kota-kota lain di Kepulauan Riau. Dari Malaysia dan Singapura perjalanan memakan waktu kurang dari lima jam. Pelabuhan Tanjung Harapan merupakan pintu masuk utama kapal ke dan dari Selatpanjang.

Selatpanjang memiliki sejumlah hotel berbintang dan penginapan. Sedangkan untuk transportasi, wisatawan bisa menggunakan becak motor yang merupakan transportasi utama di dalam kota. Saat di Selatpanjang, jangan lupa menikmati makanan khasnya yaitu Mie Sago.

Selatpanjang dikenal sebagai Kota Sagu, dan mie sagunya populer di kalangan wisatawan domestik dan internasional. Mie sagu disajikan dengan sup atau digoreng, dan tersedia di banyak restoran di sini.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, tradisi imlek sudah menjadi tradisi pulang kampung warga dari Tionghoa perantauan. Misalnya, pulang ke Bangka Belitung, Pontianak, Singkawang dan lain-lain. "Tradisi Cian Cui ini menarik dan unik untuk Wisman," kata Menpar Arief Yahya.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Langka dan Mahal, Distribusi Ngawur Ala Elpiji...

Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...

267


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved