Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Volume Sampah di Bandar Lampung Naik Jadi 1.000 Ton per Hari, Sebagian Kotori Teluk Lampung
Lampungpro.co, 04-Jul-2022

Amiruddin Sormin 2784

Share

Sampah plastik di Teluk Lampung. LAMPUNGPRO.CO/SUARA.COM/AMRI

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Volume sampah domestik di Bandar Lampung setiap hari pada 2022 ini naik dibanding tahun lalu. Volume sampah Bandar Lampung saat ini 1.000 ton per hari meningkat dari tahun lalu yang hanya 850 ton per hari.


Peningkatan volume sampah domestik ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung. Pemkot Bandar Lampung segera menambah delapan kontainer sampah untuk menampung sementara limbah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari masyarakat setempat.

"Saat ini penambahan delapan kontainer sampah dalam proses lelang melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandar Lampung Riana Apriana, seperti dikutip Suara.com (jaringan media Lampungpro.co) dari Antara, Minggu (3/7/2022).

Saat ini, DLH memiliki 40 kontainer sampah yang tersebar di sejumlah kecamatan guna menampung sementara limbah domestik sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung. Dia mengatakan  delapan kontainer tersebut ditempatkan di wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan sejumlah pasar tradisional agar tidak membuang sampah di sembarang tempat. "Dalam satu hari maksimal tiga kali kontainer sampah diangkut ke TPA Bakung," kata dia.

Menurut dia, peningkatan volume sampah di Bandar Lampung ini pun bukan hanya dihasilkan dari limbah domestik masyarakat setempat. Namun terdapat juga sampah dari warga luar daerah yang berbatasan langsung dengan kota ini. "Peningkatan kuantitas sampah itu karena banyak warga luar daerah ikut membuang sampah di Bandarlampung, seperti di Kecamatan Rajabasa dan Sukarame," kata dia.  

Sampah Plastik Penuhi Teluk Lampung

Selain ke TPA Bakung, sebagian sampah di Bandar Lampung masuk ke laut dari tujuh sungai yang bermuara ke Teluk Lampung. Akibatnya, sampah plastik memenuhi Teluk Lampung, mulai dari sungai Way Balau, Kota Karang, Kota Bandar Lampung, terlihat banyak sekali sampah rumah tangga yang sengaja dibuang ke aliran sungai Way Balau.

Bahkan, sepanjang sungai Way Balau sampai ke muara laut Pulau Pasaran terlihat banyak jenis sampah plastik seperti botol bekas minuman dan air mineral yang mengambang di permukaan air. Berdasarkan pantauan Suaralampung.id mulai dari pesisir pantai Pulau Pasaran dan di sejumlah objek wisata di pesisir Teluk Lampung banyak sekali sampah.

Seperti di sekitar Pulau Permata, Pulau Tangkil, Pantai Mutun dan pulau Tegal Mas terlihat banyak sampah bahkan seperti lautan sampah. Di Pulau Tegal Mas misalnya, sampah terlihat hampir di sepanjang pantai pada bagian pantai sebelah selatan. Bermacam-macam rumah tangga plastik bahkan ada juga seperti sarung tangan dari plastik dan lain lain.

Masur (32) pemancing prihatin melihat sampah di permukan laut Teluk Lampung. Menurutnya banyaknya sampah ini tidak hanya berdampak pada berbagai jenis biota laut tapi juga hasil tangkapan ikan pemancing.

"Prihatin banget, masak permukaan laut penuh sampah begini. Terutama karena kurangnya kesadaran seluruh masyarakat untuk tidak membuang sampai ke laut. Terus juga kepada para pengelola pantai, jangan mau duitnya saja, sampai dibuang sembarangan di laut oleh para pengunjung," ujar Masur.

Hal senada disampaikan Roni, pemancing. Dia mengatakan prihatin dengan kondisi laut yang banyak sampah khususnya di pesisir Teluk Lampung. "Kenapa sungai dan laut kita nggak bisa seperti di luar negeri yang sungai dan lautnya jernih. Kita mancing bukan dapat ikan, malah dapat sampah. Itu kebanyakan sampah rumah tangga dan mungkin juga dari para pengunjung wisata yang buang sampah sembarangan ke laut," ujar Roni. 

Direktur Eksekutif Walhi Lampung Irfan Tri Musri menanggapi sampah yang terdapat di sepanjang pesisir pantai dan Teluk Lampung dalah bentuk gagalnya pemerintah kabupaten dan kota di sekitar Teluk Lampung dalam mengelola sampah. "Itu fenomena atau kejadian yang sangat luar biasa, harus segera diatasi," kata Irfan. 

Pasalnya, sampah bukan hanya ditemukan di wilayah pesisir, namun tergenang di tengah lautan. "Ini tentunya peringatan yang serius bagi pemerintah Provinsi Lampung untuk mengambil langkah- langkah dalam menyikapi keberadaan sampah d perairan laut Provinsi Lampung," paparnya.

Selain tidak bagus untuk estetika pariwisata, tentunya sampah tersebut juga menurut Irfan sangat berpotensi mengganggu keberlanjutan keanekaragaman hayati yang ada di wilayah pesisir. "Tentunya sampah ini juga menjadi pertanda bahwa gagalnya pemerintah kabupaten/kota di wilayah hulu dalam pengelolaan sampah," ujar Irfan. (***)

Editor: Amiruddin Sormin, Kontributor: Amri

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

23500


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved