#portalberitapendidikan #beritaolahragalampung #beritaolahraganasional #lampungproberitalampung #lampungprodotcom #beritapolitiklampung #webberitadaerah #webberitanasional #portalberitalampung #webberitalampung #portalberitanasional #beritalampungterkini #beritakulinerlampung #beritawisatalampung #portalberitawisata #portalberitawisatanasional #portalberitaasiangames

METRO (Lampungpro.com): Telur diduga palsu ditemukan Ijal (40), warga Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur. Dia mengaku membeli telur tersebut sejak empat hari lalu di pasar. Ijal menuturkan membeli telur itu untuk konsumsi anaknya. Dan sudah hampir satu kilogram telur tersebut dikonsumsi anaknya untuk sarapan. "Alhamdullilah anak saya nggak apa-apa makan telur itu," kata Ijal saat ditemui di kediamanya, Selasa sore (13/3/2018).

Mengetahui ada kejanggalan pada telur itu Andhika (40), saudara Ijal, yang tinggal di samping rumahnya langsung membawa telur itu ke Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Metro. Kejanggalan pada telur itu sangat terasa ketika dicium tidak beraroma amis dan kulit ari pada cangkang telur tersebut berstruktur seperti karet. "Pas saya cium kok nggak bau amis. Tadi semua sampel sudah saya bawa ke dinas," ujar Andhika.

Dihimpun dari berbagai sumber, selain beras dan susu deterjen, sekarang ini sedang marak juga isu-isu mengenai telur palsu di pasaran. Sebenarnya hal ini bukan hal yang baru lagi. Namun, mungkin saja di antara kita masih ada yang belum bisa membedakannya dan juga belum tahu tentang bahayanya.

Telur palsu ini populer di China. Bahkan banyak tempat yang mengiklankan secara online kursus membuat telur palsu atau telur  buatan. Telur palsu tersebut dibuat dari berbagai macam bahan, di antaranya sodium alginate, pewarna makanan, gelatin, dan bahan-bahan kimia lainnya seperti glucolactone, dan calsium chloride.

Telur palsu amat sangat berbahaya untuk tubuh kita, dari beberapa bahan kimia yang dicampurkan dapat membahayakan bagi tubuh. Beberapa kerusakan fungsi organ penting dalam dapat terjadi jika terus menerus mengkonsumsi telur palsu tersebut. (INDRA/PRO2)