LAMPUNG SELATAN (Lampungpro.co): Objek wisata Tanjung Sembilang di pantai timur Lampung Selatan (Lamsel), hingga kini masih menjadi destinasi wisata pilihan keluarga. Pantai dengan vegetasi alami hutan mangrove seluas sekitar satu hektare ini selalu ramai dikunjungi saat hari libur.
Ketua kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Tanjung Sembilang, Ahmad Rizal mengatakan, pantai tersebut menghadap laut Jawa dekat dengan muara Sungai Way Sekampung, dan merupakan pantai dengan bentang alam hutan mangrove, pantai berpasir putih. "Upaya pengelolaan pantai dilakukan oleh Pokdarwis dengan pembuatan treking mangrove dari bambu dan kayu," kata Ahmad Rizal, Minggu (27/10/2019) kemarin.
Ahmad Rizal menjelaskan, pengunjung bisa menempuh jarak sekitar 4 kilometer dari jalan lintas timur. Bisa dicapai dengan mobil dan motor, pengunjung bisa terobati saat masuk kawasan mangrove. Treking mangrove menjadi akses menuju ke pantai sekitar 400 meter. Jajaran pohon mangrove jenis api-api, ketapang, bakau terlihat tumbuh subur di wilayah yang dominan rawa tersebut.
"Tanaman mangrove di sepanjang pantai menjadi salah satu daya tarik untuk pengunjung pantai Tanjung Sembilang. Karena memberi kesejukan alami, dan pengelola masih dalam tahap pembuatan saung tempat berteduh," jelas Ahmad Rizal.
Menurutnya, nama Tanjung Sembilang berasal dari nama wilayah dusun Tanjungan yang ada di dekat pantai tersebut. Kawasan yang dihuni oleh mayoritas nelayan tangkap dan budi daya tambak tersebut, juga menjadi kawasan habitat ikan sembilang. Penggabungan nama Tanjungan dan ikan sembilang membuat destinasi wisata tersebut dikenal dengan pantai Tanjung Sembilang.
Sebagai salah satu destinasi wisata yang masih dalam tahap pengembangan, fasilitas yang ada di pantai ini belum lengkap. Saat ini, anggota Pokdarwis masih terus melakukan pembenahan pembuatan treking mangrove tambahan, saung dan fasilitas kamar mandi dan toilet. Namun, kunjungan wisatawan saat akhir pekan terus meningkat.
Sejumlah fasilitas kursi di bawah pohon mangrove mulai dibuat dari bambu. Fasilitas ayunan terbuat dari jaring menyerupai hammock juga mulai disediakan dari jaring bekas. Sejumlah fasilitas tempat duduk yang terbuat dari kayu bekas yang terdampar menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung.
Fasilitas terbatas yang terus dibenahi membuat pengelola masih menggratiskan pengunjung masuk ke pantai Tanjung Sembilang. "Para pengunjung yang datang sementara kami gratiskan, karena masih dalam tahap pembahasan dengan desa. Saat gratis kunjungan kerap membludak," terang Ahmad Rizal.
Sejumlah fasilitas tambahan yang akan ditambah, kata Ahmad, berupa fasilitas untuk penjual makanan dan minuman. Sementara, ia menyebut pedagang memilih tempat yang ditentukan sendiri hingga penataan dilakukan. Selain itu, fasilitas area parkir yang masih berkapasitas lebih dari 100 meter akan diperluas.
Ahmad Rizal menyebut kunjungan ke pantai Tanjung Sembilang rata-rata mencapai 50 orang per hari. Saat libur akhir pekan, jumlah pengunjung meningkat menjadi 200 hingga 300 orang. Suasana sejuk dan teduh di bawah rerimbunan pohon mangrove dan pasir putih, membuat objek wisata tersebut ramai dikunjungi saat kemarau.(**/PRO2)
Berikan Komentar
Andai ada 10 saja media dan jurnalis yang menjadi...
2225
Olahraga
13977
Bandar Lampung
7306
Lampung Tengah
4354
355
20-May-2025
270
20-May-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia