Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Wow... Ibu-ibu Desa di Festival Toleransi Rakyat 2018 Buat Kagum Juri
Lampungpro.co, 11-Feb-2018

Lukman Hakim 1956

Share

Berita Lampung, Portal Berita Lampung, Berita Lampung Terkini, Berita Daerah Lampung, Web berita Lampung, Berita Nasional Terkini, Berita Kuliner, Berita Kuliner Lampung, Portal Berita Lampung Terkini, Portal Berita Pariwisata Lampung, Portal Berita Pariwisata Nasional, Portal Berita HPN, Portal Berita Asian Games

JAKARTA (Lampungpro.com): Festival Toleransi Rakyat 2018 yang digelar oleh Wahid Foundation, menampilkan hal yang tidak biasa. Festival ini dibuka dengan menghadirkan 23 ibu-ibu yang berlenggak-lenggok di catwalk layaknya model profesional.

Tidak ada yang menyangka bahwa 23 model yang melenggang di catwalk itu sebenarnya adalah perempuan yang berasal dari desa, yang sama sekali belum pernah bersentuhan dengan dunia model. Bahkan sebagian besar, baru pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta.

Bukan hanya menjadi model dadakan, 23 orang peserta ini juga diuji kemampuannya dalam berbicara di dalam forum. Dari 23 orang, peserta diseleksi menjadi 12 besar atas penilaian para juri, yaitu Olga Lidya, Nia Dinata, Amy Atmanto, dan Ai Syarif.

Pemenang kontes ini adalah wanita asal Batu, Malang, Qoriatul Azizah. Dan diikuti oleh Maria Sendi sebagai juara kedua dan Siti Fatimah sebagai juara ketiga, yang juga berasal dari Malang. Tempat keempat berhasil direbut oleh wanita Klaten, Galih Nur.

Saya tidak menyangka mampu tampil bagus dalam fashion show ini dan saya sangat bangga. Apalagi jurinya adalah artis dan orang terkenal. Jadi tantangannya sangat luar biasa. Tapi Alhamdulillah, saya mampu tampil, kata Qoriatul, usai menerima medali kemenangannya, Jumat (9/2/2018), dirilis Halallife Sabtu (10/2/2018).

Keberhasilan ini menurut Qoriatul, bak mimpi yang menjadi nyata. Selama kita mau belajar, semuanya pasti mungkin. Tiap mimpi akan menjadi nyata selama yang bersangkutan bersungguh-sungguh menggapainya, kata Qoriatul menambahkan.

Salah satu juri, Olga Lidya mengaku kaget dan kagum dengan penampilan ibu-ibu ini. Awalnya Olga menyangka, penilaian akan gampang-gampang saja karena semua peserta belum pernah naik ke atas panggung. Mereka belum pernah ke Jakarta, belum mengenal fashion, jadi saya pikir akan banyak yang grogi, jadi tinggal mengeliminasi saja. Ternyata tidak. Mereka berjalan di catwalk dengan penuh percaya, kata Olga tertawa.

Olga juga melihat para peserta sangat nyaman dengan dirinya, sehingga penjurian pun berjalan seru dan alot. Mereka nyaman, itu saya lihat dari penampilan mereka, membuat penjurian menjadi susah. Dan saya pun mulai langsung pegang-pegang kepala, kata dia.

Olga mengaku tidak tahu mengenai latar belakang para peserta. Yang dinilai dari peserta kemampuan memberikan inspirasi sebagai agen perdamaian. Selain itu, mereka harus bisa memotivasi orang-orang di lingkungannya.

Saya hanya tahu mereka hanya ibu-ibu biasa dari desa binaan Wahid Foundation. Dalam hal ini saya angkat topi pada Wahid Foundation yang telah melakukan pekerjaan luar biasa, kata Olga. (**/PRO2)

 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Tugu Biawak Wonosobo dan Mannaken Pis Belgia,...

Pariwisata memang butuh ikon, tapi tak harus menimbulkan keriuhan...

3317


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved