Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Bank BTN Bukukan Kinerja Gemilang Sepanjang 2023, Berhasil Cetak Laba Hingga Rp3,5 Triliun
Lampungpro.co, 13-Feb-2024

Febri 171

Share

BTN Saat Rilis Capaian Kinerja Gemilang Tahun 2023 | Lampungpro.co/Dok BTN

JAKARTA (Lampungpro.co): Sepanjang 2023, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil membukukan kinerja gemilang, yang tidak terlepas dari keberhasilan transformasi yang telah dilakukan perseroan sejak beberapa tahun terakhir.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, transformasi bisnis perusahaan secara menyeluruh telah berdampak positif pada berbagai lini kinerja keuangan baik dari sisi laba, penyaluran kredit, dan perolehan total dana pihak ketiga (DPK), khususnya dana murah maupun kenaikan aset.

"Kinerja gemilang perseroan tahun 2023, merupakan momentum untuk terus menggenjot pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan pada tahun ini," kata Nixon LP Napitupulu dalam keterangannya, Selasa (13/2/2024).

Dengan kinerja gemilang itu, BTN optimistis dengan berbagai strategi bisnis yang dilakukan, kinerja keuangan tahun 2024 akan semakin positif.

Sepanjang tahun 2023, BTN berhasil membukukan laba bersih hingga Rp3,5 triliun tumbuh 15 persen dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp3,04 triliun.

Ada pun kenaikan laba bersih tersebut, ditopang oleh tumbuhnya penyaluran kredit, pembiayaan, dan peningkatan fee based income perseroan pada tahun 2023 lalu.

Selain itu, sepanjangan tahun 2023, BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan Rp333,69 triliun atau naik 11,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp298,28 triliun.

Pertumbuhan dari sisi kredit dan pembiayaan ini melampaui pencapaian kredit yang disalurkan industri perbankan nasional sebesar 10,38 persen pada tahun 2023.

Pertumbuhan kredit BTN tahun 2023 masih didominasi oleh kredit ke sektor perumahan. Untuk penyaluran KPR Subsidi pada tahun 2023 mengalami kenaikan 10,9 persen menjadi Rp161,74 triliun dari perolehan tahun lalu yang sebesar Rp145,86 triliun.

Sedangkan untuk KPR Non Subsidi juga mengalami pertumbuhan sebesar 9,5 persen dari Rp87,82 triliun pada tahun 2022, menjadi Rp96,17 triliun pada tahun 2023.

"Kami terus memacu penyaluran kredit dengan prinsip kehati-hatian, hal ini membuat rasio kredit bermasalah� atau non-performing loan (NPL) tetap terjaga dengan baik," ujar Nixon LP Napitupulu.

Menurut Nixon, dengan transformasi yang dilakukan, perseroan pada tahun 2023 berhasil menurunkan NPL gross menjadi sebesar 3 persen atau turun signifikan dari tahun 2022 sebesar 3,4 persen.

Bahkan penurunan sangat terasa jika dilihat dalam lima tahun terakhir, pada tahun 2019 NPL gross BTN masih bertengger di level 4.8 persen.

Disisi lain, pada tahun 2023 BTN berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp349,93 triliun, meningkat 8,7 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp321,93 triliun.

Dari jumlah tersebut, kontribusi dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) mencapai Rp188 triliun atau naik 20,4 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp156 triliun. Dengan kenaikan tersebut, komposisi dana murah BTN mencapai 53,7 persen terhadap total DPK.

Kenaikan signifikan dana murah berupa giro dan tabungan di BTN terlihat selama lima tahun terakhir. Pada 2019, porsi dana murah BTN masih di level 43,4% dan perlahan menanjak menuju 48,5% pada 2022.

"Transformasi menjadi bank tabungan yang kami gagas sejak tahun 2019 telah membuahkan hasil pada tahun 2023 ini. Porsi dana murah yang mencapai hampir 54 persen merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah BTN," jelas Nixon.

Kenaikan dana murah ini turut ditopang oleh transformasi digital banking yang dilakukan BTN, terutama pada aplikasi BTN Mobile. Hingga akhir 2023, jumlah pengguna BTN Mobile mencapai 2,7 juta, dengan total transaksi mencapai 235 juta.

Perseroan mampu menggaet lebih banyak pengguna BTN Mobile, seiring dengan penambahan fitur-fitur baru yang memungkinkan pengguna melakukan lebih banyak transaksi.

Melesatnya transaksi di BTN Mobile turut mendongkrak pertumbuhan pendapatan berbasis biaya (fee based income/FBI) perseroan naik 60,1 persen menjadi Rp3,2 triliun pada tahun 2023, dari tahun sebelumnya hanya Rp2 triliun.

BTN ingin terus menciptakan rantai nilai berkelanjutan dalam ekosistem digital, terutama pada core bisnis di bidang KPR, dan terus menambah mitra serta layanan dalam BTN Mobile untuk memudahkan calon nasabah dan nasabah existing, untuk bertransaksi kebutuhan mereka sehari-hari, termasuk terkait aset rumah mereka.

Secara keseluruhan, dengan total penyaluran kredit serta perolehan DPK yang tumbuh signifikan, BTN mampu membukukan total aset Rp439 triliun sepanjang tahun 2023, meningkat 9,1 persen dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp402 triliun.

Bank BTN telah berhasil menjaga momentum pertumbuhan bisnis disepanjang 2023 dengan perbaikan strategi secara berkelanjutan dan dengan ditopang prinsip kehati-hatian.

"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pertumbuhan, sesuai dengan visi kami untuk menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada 2025," ungkap Nixon.

Sejalan dengan visi tersebut, BTN yang telah mencapai usia 74 tahun ingin terus meningkatkan kontribusi nyata untuk mengurangi backlog perumahan di Indonesia, yang saat ini masih mencapai 12,7 juta.

Kinerja gemilang juga ditorehkan oleh Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau BTN Syariah sepanjang tahun 2023. BTN Syariah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp702,3 miliar pada 2023

Jumlah tersebut melesat 110,5 persen dibandingkan perolehan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp333,6 miliar. Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh meningkatnya penyaluran pembiayaan BTN Syariah sebesar 17,4 persen menjadi Rp37,1 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp31,6 triliun.

Peningkatan signifikan juga terjadi pada DPK BTN syariah, yang tumbuh pesat sebesar 20,7 persen menjadi Rp41,8 triliun pada tahun 2023, dari tahun sebelumnya sebesar Rp34,64 triliun.

Kinerja gemilang dari sisi penyaluran pembiayaan dan perolehan DPK tersebut, telah membuat posisi aset BTN syariah mengalami lonjakan 19,79 persen menjadi Rp54,3 triliun pada tahun 2023, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp45,3 triliun.

Kenaikan aset BTN Syariah yang sudah lebih dari Rp50 triliun ini, membuat perseroan memiliki kewajiban untuk melakukan spin off BTN Syariah dan mendirikan BUS yang akan dilaksankan tahun ini. (***)

Editor : Febri Arianto

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Arinal Djunaidi Manusia Penuh Keberuntungan, Akankah Menang...

Pasalnya, menurut catatan Nyonya Lee tak pernah dua kali...

22158


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved