BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co); Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan di Provinsi Lampung Maret 2024 tercatat mengalami inflasi 0,36% (mtm). Angka ini, lebih rendah dibandingkan periode Februari 2024 yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,39% (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lampung, Junanto Herdiawan, mengatakan tingkat inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan rata-rata tingkat inflasi gabungan di Provinsi Lampung Maret 2024 pada tiga tahun terakhir dan tingkat inflasi nasional yang masing-masing tercatat sebesar 0,44% (mtm) dan 0,52% (mtm).
"Secara tahunan, IHK gabungan di Provinsi Lampung Maret 2024 tercatat mengalami inflasi 3,45% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yangtercatat sebesar 3,05% (yoy)," kata Junanto Herdiawan, dalam siaran pers, Selasa (2/4/2024).
Dilihat dari sumbernya, inflasi Maret 2024 didorong kenaikan harga beberapa komoditas seperti: daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, ayam hidup, dan kopi bubuk dengan andil masing-masing sebesar 0,12%; 0,11%; 0,09%; 0,07%; dan 0,05%.
"Peningkatan harga daging ayam ras, telur ayam ras, dan ayam hidup terutama didorong oleh kenaikan harga pakan ternak dan akselerasi permintaan pada periode Ramadan. Adapun kenaikah harga bawang putih sejalan dengan kenaikan harga di tingkat distributor akibat meningkatnya harga beli dari negara asal impor, terutama Tiongkok," kata Junanto Herdiawan
Di sisi lain, pada Maret 2024 terdapat sejumlah komoditas yang mengalami
deflasi. Antara lain cabai merah, beras dan cumi-cumi dengan andil masing-masing -0,19%; -0,13%; dan -0,03%. "Penurunan harga cabai merah sejalan dengan masuknya
periode panen di beberapa daerah produsen cabai di Lampung dan panen raya di Sukabumi sebagai salah satu daerah pemasok cabai merah terbesar untuk Lampung," kata Junanto Herdiawan.
Adapun penurunan harga beras didorong oleh surplus gabah sejalan dengan masuknya periode
panen pada Maret 2024. Sementara itu, penurunan harga cumi-cumi sejalan dengan terjaganya pasokan di tengah kondisi cuaca yang lebih kondusif. Lebih lanjut, terjaganyabstabilitas harga pada Maret 2024 turut didukung oleh semakin intensifnya sinergi TPID se-Provinsi Lampung menjelang Ramadan dan Idulfitri, terutama melalui pelaksanaanbsidak pasar, pengecekan pasokan pada gudang distributor, serta pelaksanaan operasi pasar
beras dan aneka cabai.
Ke depan, BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan empat kabupaten/ kota di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5 ±1% (yoy) sampai dengan akhir tahun 2024. Namun, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko sebagai berikut, antara lain dari Inflasi Inti berupa potensi kenaikan permintaan agregat yang didorong oleh kenaikan UMP 2024 serta berlanjutnya penyaluran bansos;
Berlanjutnya, ketidakpastian global seiring belum meredanya tensi geopolitik global yang berpotensi mendorong peningkatan harga emas dunia. Sementara itu dari sisi Inflasi Volatile Food (VF), adalah tisiko meningkatnya harga komoditas hortikultura yaitu cabai dan
bawang pada periode tanam. Risiko terbatasnya ketersediaan beras akibat mundurnya puncak produksi padi akibat El Nino, dan meningkatnya harga referensi minyak kelapa sawit pada awal tahun.
Selanjutnya risiko dari Inflasi Administered Prices (AP) yang perlu
mendapat perhatian di antaranya yaitu ketidakpastian kondisi perang di Timur Tengah berisiko menyebabkan revisi ke atas harga minyak dan gas dunia tahun 2024; dan potensi
kenaikan harga aneka rokok sejalan dengan kenaikan tarif cukai rokok 2024 sebesar 10% dan rokok elektrik sebesar 15%.
"Meninjau perkembangan inflasi bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko
inflasi ke depan, Bank Indonesia dan TPID akan terus berupaya menjaga stabilitas harga,: ujar Junanto Herdiawan.
Adapun strategi 4K yang ditempuh adalah keterjangkauan harga, melakukan operasi pasar beras secara kontinu hingga harga kembali turun.
sampai dengan HET. Melakukan monitoring harga dan pasokan , khususnya pada komoditas
bawang putih, daging ayam,
gula pasir, minyak goreng, dan beras.
Komoditas yang relatif terjaga, namun masih memiliki risiko kenaikan harga cabai, bawang merah, dan telur ayam Ketersediaan pasokan, nemperkuat dan kerja sama antar daerah intra Provinsi Lampung,utamanya untuk komoditas yang sering bergejolak di Kota IHK.
Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk mempercepat penanaman padi, optimalisasi peran bendungan dan pompanisasi, pendistribusian
varietas yang cukup resisten terhadap genangan, dan pendistribusian traktor/alsintan.. Memastikan kecukupan kapasitas dan jumlah moda transportasi untuk menjaga
kelancaran lalu lintas angkutan barang dan manusia.
Penguatan kapasitas transportasi dengan penambahan volume penerbangan Lampung–Jakarta, perluasan rute penerbangan Lampung–Bali, serta operasionalisasi Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni. Melanjutkan upaya percepatan perbaikan jalan kabupaten/kota dan pedesaan yang dilalui oleh angkutan barang bahan pangan.
Penguatan koordinasi antar organisasi perangkat daerah dan kabupaten/kota dalam rangka menindaklanjuti
Surat Edaran Nomor 23 Tahun 2024 tentang Pengawasan dan PengendalianDdistribusi Gabah. Komunikasi efektif dan melakukan rapat koordinasi secara formal, dilaksanakan rutin setiap minggu, dan informal melalui WhatsApp Group, dalam rangka menjaga awareness TPID Lampung
terkait dinamika harga dan pasokan terkini.
Kemudian, memperkuat sinergi komunikasi dengan media dan masyarakat dalam rangka menghindari perilaku panic buying. (***)
Editor Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1200
Lampung Selatan
3491
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia