IRT di Pekon Podomoro Pringsewu Saat Panen Hasil Ternak Jangkrik | Lampungpro.co/SANNY

PRINGSEWU (Lampungpro.co): Seorang ibu rumah tangga di Pekon Podomoro, Pringsewu bernama Syinur, sukses berbisnis beternak jangkrik. Dalam waktu sebulan, ia bisa mendapatkan omset Rp800 ribu hingga Rp1 jutaan, dengan berjualan jangkrik.

Bermodal pengetahuan dari tetangganya, yang sudah lebih dulu beternak jangkrik, Syinur mencoba memulai beternak, hewan serangga pakan burung itu. "Lihat tetangga beternak jangkrik, terus coba-coba praktek di belakang rumah," kata Syinur kepada Lampungpro.co, Minggu (13/2/2022).

Dengan dibantu suaminya, kini Syinur memiliki enam kotak tempat pembesaran jangkrik, yang ia tempatkan di sebelah dapurnya. Awal ia beternak jangkrik, ia membeli telur terlebih dahulu, kemudian setelah menetas, jangkrik dipindahkan ke kotak, lalu disimpan hingga siap panen.

"Lama pembesaran, dari telur sampai siap panen butuh waktu 30 hari. Bentuk telurnya itu seperti micin, setelah menetas, kira-kira umur seminggu, mulai terlihat hitam," ujar Syinur.

Untuk perawatan pasca telur jangkrik menetas, Syinur memberi batang pisang yang dipotong sebesar ibu jari sepanjang 40 cm sebagai asupan air. Sedangkan untuk makanannya, jangkrik diberi pakan ayam, serta daun-daunan.

"Daun-daun di sekitar rumah saja, seperti daun singkong, kangkung, daun pisang, atau rumput juga bisa. Kendala utama yang dihadapi, sering ada cicak sebagai pemangsa jangkrik," jelas Syinur.

Tapi ia memiliki trik khusus, agar jangkriknya tidak didekati cicak, dengan memasang lem disekeliling tembok tempat jangkrik. Disisi lain, setelah panen, banyak pembeli sudah siap untuk menjemput dan membayar tunai hasil panenan Syinur. (***)

Editor : Febri Arianto

Reportase : Sanny