Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Bikin Penggilingan Padi Terancam Gulung Tikar, Wilmar Serang Akui Ikut Beli Gabah di Lampung
Lampungpro.co, 22-May-2023

Amiruddin Sormin 11935

Share

Ilustrasi pabrik beras PT Wilmar Padi Indonesia Serang. LAMPUNGPRO.CO/DOK. WILMAR

Hasil gabah Lampung Selatan juga disebut sangat baik sehingga disukai pasar. Tidak hanya saat ini, wilayah tersebut sebenarnya sejak lama menjadi daerah penyuplai beras ke berbagai daerah, seperti Karawang, Indramayu, Cirebon,  Subang, Cianjur, Serang, Balaraja, hingga Medan. "Daerah ini sudah lama menjadi zona perang. Meskipun tidak ada perusahaan masuk ke sini, harga tinggi sejak dari dulu," ujar dia. 

Akibat harga tinggi tersebut, Rayon harus membeli gabah harus membeli ke daerah lain, termasuk Jawa Barat.  Dia berharap ada cross check dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah sehingga dapat mengetahui kondisi di lapangan sebenarnya. Jangan sampai petani menjadi korban jika harga jatuh saat panen. 

Dia menduga ada upaya provokasi agar pembeli luar daerah tidak dapat masuk ke Lampung dengan tujuan mengurangi persaingan. "Meskipun tidak ada perusahaan masuk ke sini, harga sudah tinggi sejak dari dulu," ujar dia. 

Meski demikian, di satu sisi dia mengapresiasi harga yang sedang tinggi karena selama ini harga sering ditekan tengkulak akibat kurangnya pilihan akses pasar. Akibatnya keuntungan tidak banyak dinikmati petani.  

Suplier lainnya, H Bashori menjelaskan, dari hasil pengamata lapangan penggilingan padi di Lampung Tengah, Lampung Timur dan Metro masih beroperasi. Dia mencontohkan salah satu penggilingan di Metro masih menerima setoran hingga 60 mobil per hari. "Ini masih satu penggilingan ya. Semua penggilingan di Metro masih jalan," kata H Bashori. 

Dia menilai, petani harus mendapatkan harga beli yang wajar agar mereka dapat menutupi modal dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Harga GKP Rp5.500-Rp 5.800 per kg saat ini dinilai tepat agar mereka ikut menikmati keuntungan. "Kalau harga di bawah itu, petani tetap menanam tapi mereka mungkin akan terlilit hutang karena modal dan kebutuhan hidupnya tidak tercukupi," ujar Bashori. (***)

Editor: Amiruddin Sormin

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1258


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved