Hal itu bergantung pada sejumlah faktor penting yang harus ditangani secara serius dan kolaboratif oleh pemerintah, swasta, dan komunitas petambak sendiri.
Potensi kebangkitan Dipasena antara lain karena luas lahan tambak yang masih signifikan. Dari total 16.250 hektare, setidaknya 6.800 hektare masih aktif digunakan oleh sekitar 6.500 petambak. Ini merupakan basis produksi yang sangat besar jika dikelola dengan baik.
Kemudian, para petambak Dipasena memiliki warisan keahlian budidaya sejak era kejayaan pada 1990-an. Ini merupakan modal sosial dan pengetahuan yang tak bisa diabaikan.
Lalu, pemerintah mulai menunjukkan kepedulian melalui bantuan benur, infrastruktur, dan pelatihan. Bila diperluas dan dikawal dengan pendampingan teknis serta akses pembiayaan, peluang bangkit akan meningkat.
Di sisi lain, permintaan ekspor udang vanamei dari Indonesia tetap tinggi, terutama dari negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Dipasena bisa menjadi salah satu pilar untuk memenuhi pasar ini.
Untuk itu, segenap insan Dipasena bersama pemerintah dan pemangku kepentingan harus kompak mengatasi dan memperbaiki banyaknya saluran irigasi, jalan, dan pintu air yang rusak sejak konflik masa lalu. Perlu revitalisasi infrastruktur tambak secara menyeluruh.
#Berikan Komentar
Tanpa itu, generasi muda kita hanya akan mewarisi penyakit...
1027
Nasional
6584
Lampung Raya
4277
Lampung Raya
3522
Tulang Bawang
3501
Tulang Bawang
3405
259
04-Jun-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia