"Ada juga beberapa penyebab terjadinya konflik adalah diantaranya fragmentasi habitat, koridor yang semakin berkurang, degradasi kualitas habitat, kebutuhan ruang dan lahan, persepsi masyarakat atau stakeholders serta perburuan liar," jelas Ruchyansyah.
Ia menyampaikan bahwa jumlah konflik satwa liar dengan manusia di Provinsi Lampung sepanjang tahun 2021hingga 2025, tercatat ada 1.658 kasus.
"Konflik ini mengakibatkan kasus meninggal dunia sebanyak sembilan kasus dan cedera sebanyak 14 kasus," kata Ruchyansyah.
Upaya yang perlu dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung dalam menangani konflik ini, diantaranya membentuk tim koordinasi dan tim satgas penanggulangan konflik Tingkat Provinsi Lampung.
"Memberikan pendampingan dan bantuan berupa logistik kepada masyarakat dan tim satgas, upaya patroli mitigasi konflik satwa liar dan pemantauan pergerakan gajah secara visual. Serta penghalauan, penggiringan, dan blockade bersama tim satgas," ujar Ruchyansyah.
Seperti diketahui, TNBBS dan TNWK merupakan habitat penting bagi satwa kunci antara lain gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang ruang jelajahnya tidak sebatas dalam kawasan konservasi saja.
Tetapi kawasan lain yang berada disekitarnya seperti kawasan hutan lindung dan areal penggunaan lain yang berbatasan langsung dengan kawasan tersebut.
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
22128
Bandar Lampung
4295
Lampung Barat
3843
195
16-Apr-2025
202
16-Apr-2025
229
16-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia