Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Diduga Jadi Korban Malpraktik Bidan, Warga Labuhan Ratu Lampung Timur ini Meninggal Usai Lahirkan Anak Pertama
Lampungpro.co, 03-Feb-2025

Febri 35327

Share

Juwandi menunjukkan foto sang istri yang meninggal dunia usai melahirkan anak pertama. Juwandi mencium ada kejanggalan di balik praktik bidan tempat istrinya melahirkan di Kabupaten Lampung Timur. [Suara.com/Agus Susanto]

SUKADANA (Lampungpro.co): Juwandi (26), warga Desa Rajabasa Lama Induk, Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur, tak pernah menyangka kelahiran anak pertamanya pada 14 Januari 2025 lalu justru diwarnai kepiluan.

Hal tersebut lantaran sang istri harus menghembuskan napas terakhirnya, setelah harus berjuang keras saat proses persalinan.

Juwandi mengatakan, meskipun peristiwa itu sudah 14 hari berlalu, namun ia masih terngiang dalam pikiran seperti tidak percaya, karena sebelum melahirkan, istrinya dalam kondisi sehat.

Juwandi menceritakan, pada Senin (13/1/2025) pagi, ia mengantar istrinya ke klinik bidan di Desa Rajabasa Lama Satu untuk melahirkan. Setelah diperiksa, bidan mengatakan persalinan belum waktunya, akhirnya Juwandi memutuskan untuk membawa pulang kembali istrinya.

"Kata bidan itu baru bukaan pertama belum waktunya melahirkan. Lalu istri saya, saya ajak pulang lagi ke rumah," kata Juwandi dilansir Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Senin (3/2/2025).

Kemudian sekitar pukul 14.20 WIB, Juwandi kembali mengantarkan istrinya ke klinik tersebut. Namun bidan di klinik tersebut, kembali mengatakan persalinan belum waktunya.

Bidan Ret lalu meminjamkan bola untuk digunakan saat senam ringan, dengan tujuan memudahkan proses persalinan. Setelah tengah malam, rasa sakit yang dialami oleh Putri Afriza, istri Juwandi, yang semakin menjadi.

Kemudian Juwandi berpikir, sudah saatnya istrinya untuk melahirkan anak pertama mereka. Saat itu juga, Juwandi bersama istrinya pergi lagi ke klinik Bidan Ret.

"Sampai di sana, bidan dan dua anak buahnya melakukan proses persalinan. Selain diberi infus juga disuntik, saat itu sekitar pukul 03.00 WIB," ujar Juwandi.

Setelah istrinya melahirkan anak pertama mereka yang berjenis kelamin perempuan, Juwandi sangat bahagia. Namun Putri mengeluh pandangannya menjadi gelap dan terasa berkunang-kunang.

Juwandi sempat bertanya dengan bidan, terkait apa yang dikeluhkan istrinya. Lalu bidan mengajak istri Juwandi untuk segera ke rumah sakit.

Sekitar pukul 03.30 WIB, Juwandi bersama istrinya dan Bidan Ret bergegas menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukadana. Setelah 30 menit perjalanan, mereka tiba di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Sukadana.

Hanya beberapa menit setelah tindakan medis, istrinya dinyatakan meninggal dunia. Kebahagiaan yang baru dirasakan Juwandi setelah kelahiran anak pertamanya pun, berubah menjadi duka mendalam.

"Saat itu saya benar-benar tidak sanggup melihat kondisi istri yang tadinya sehat seperti tidak apa-apa, lalu pergi untuk selamanya," ungkap Juwandi.

Juwandi kemudisk sempat mengikhlaskan peristiwa pahit tersebut, namun setelah mendengar informasi tentang seorang ibu yang melahirkan di klinik bidan Ret dan bayinya meninggal dunia, Juwandi mulai merasa ada yang janggal dengan praktik persalinan di klinik tersebut.

"Saya berharap pihak terkait melakukan investigasi terhadap klinik Bu Ret, karena saya khawatir penanganannya tidak profesional. Jika memang dugaan saya benar mala, mohon jangan diberikan izin praktik saya khawatir ada korban lagi," harap Juwandi.

Saat dikonfirmasi di kediamannya, Bidan Ret enggan memberikan tanggapan terkait peristiwa meninggalnya pasien persalinan bernama Putri Afriza, serta inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh DPRD dan Dinas Kesehatan Lampung Timur di kliniknya.

Ia menyerahkan seluruh hasil keputusan dan kajian terkait klinik yang telah dikelolanya selama 19 tahun tersebut, kepada pihak Dinas Kesehatan Lampung Timur.

"Kami serahkan semua hasilnya kepada Dinas Kesehatan saja. Terkait hal lainnya, maaf kami tidak bisa memberikan penjelasan," sebut Bidan Ret pada Sabtu (1/2/2025).

Bidan Ret mengakui, saat ini kliniknya tidak lagi memberikan layanan persalinan, melainkan hanya menyediakan pelayanan pemeriksaan kesehatan umum.

Sementara itu, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Lampung Timur, Yuni menjelaskan, pada Senin (3/2/2025), pihaknya akan mengadakan rapat dengan Dinas Kesehatan untuk membahas persoalan yang melibatkan Bidan Ret.

"Kami belum bisa memberikan pernyataan yang spesifik, karena pada Senin ini masih akan dirapatkan dengan Dinas Kesehatan, mengenai hasil sidak yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan anggota DPRD Komisi IV," kata Yuni singkat. (***)

Editor : Febri Arianto
Kontributor : Agus Susanto

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Tugu Biawak Wonosobo dan Mannaken Pis Belgia,...

Pariwisata memang butuh ikon, tapi tak harus menimbulkan keriuhan...

1407


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved