Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Gaet Wisatawan Mancanegara Lewat Festival Komodo
Lampungpro.co, 02-Mar-2017

1213

Share

NTT (lampungpro.com)-Puncak acara Festival Komodo 2017 Dipastikan meriah. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Theodorus Suardi. Dirinya mengajak kepada seluruh wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang menyaksikan penutupan yang digelar pada Sabtu (4/3)di DTW Batu Cermin, Flores, NTT. Komodo Project dam Tari Caci dari Manggarai, Flores menjadi penampilan penutup Kegiatan tersebut. 
 
Terima kasih kepada Pak Menpar Arief Yahya yang mendukung acara puncak Festival Komodo 2017 ini. Kami senang bahwa ada endorser yang akan tampil yakni Komodo Project dengan artis Ivan Nestorman dan Gilang Ramadhan. Nama-nama itu sangat terkenal di NTT, jadi sudah pasti heboh acaranya dan dihadiri oleh banyak wisatawan, ujar Theodorus.
 
Kemenpar, Kata dia, sudah bekerjasama dengan Ivan Nestorman sejak tahun 2011 dalam programnya The Real Wonder of the World yang menobatkan tujuh produk pariwisata yang penuh keajaiban alam maupun budaya, salah satu nya adalah Taman Nasional Komodo. Sejak saat itu, Kemenpar menggandeng Ivan Nestorman untuk kampanye Komodo sebagai keajaiban dunia di pameran-pameran pariwisata internasional. Kami bersyukur kembali dihadirkan di acara puncak Festival Komodo 2017, ujarnya.
 
Selain pagelaran musik yang menghebohkan, pemerintah daerah juga punya acara Tari Caci yang sangat menarik dan melegenda. Tari Caci merupakan permainan sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk dan perisai serta tariannya sangat unik dan mengesankan. 
 
Ini adalah rangkaian dari acara puncak Festival Komodo 2017. Seperti diketahu festival ini sudah mulai sejak 4 Februari lalu. Tari Caci juga sangat menarik, dibuka pada 2 Maret oleh Bupati Manggarai Barat. Pesertanya merupakan perwakilan dari 10 Kecamatan, dengan pembagian, Meka Landang dari Kecamatan Kuwus, Ndoso, Lembor, Welak dan Lembor Selatan sedangkan Tuan Rumah Kecamatan Komodo, Sano Nggoang, Mbeliling, Boleng dan Macang Pacar, datanglah ke acara ini," katanya.
 
Tari Caci adalah pesta adat terakhir dari berbagai macam rangkaian acara yang sudah dilaksanakan sejak 4 Februari lalu. Rencananya, Festival ini akan ditutup pada 4 Maret mendatang dengan panggung hiburan musik. Kadisbudpar Provinsi NTT menargetkan bisa menggaet 10.000 wisatawan mancanegara (Wisman) dan 5.000 wisatawan nusantara (Wisnus) dalam satu bulan penyelenggaran Festival ini.
 
Kami memprediksi angka itu akan tercapai, karena memang Pulau Komodo dan Labuan Bajo sudah mendunia serta menjadi destinasi prioritas yang terus dikumandangkan Kemenpar, kata Theodorus.
 
Kemenpar melalui Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara terus konsisten mendukung acara yang terkait dengan 10 destinasi prioritas atau yang biasa disebut 10 Bali Baru. Festival Komodo tahun ini adalah dukungan pencapaian tujuan percepatan pengembangan dan pembangunan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores sebagai destinasi pariwisata prioritas.
 
Sementara 10 Bali Baru lainnya adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo dan Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Morotai (Maluku Utara).
 
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti mengatakan ini adalah bagian dalam perjuangan untuk terus mendorong peningkatan arus kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara di destinasi prioritas. Pulau Komodo yang sudah mendunia sudah bisa menjadi modal untuk menarik Wisman. 
 
Esthy mengatakan bahwa ini adalah upaya untuk melakukan promosi pariwisata baik secara lokal, regional, nasional maupun internasional melalui penyelenggaraan event promosi pariwisata secara teratur, terencana dan rutin setiap tahun. Karena target kami adalah 15 Juta Wisman di tahun 2017 dan 20 juta Wisman di tahun 2019, ini harus kita kejar bersama-sama dengan semua pihak, katanya.
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan selamat atas suksesnya Festival Komodo 2017 yang masuk ke acara puncak. Mantan Direktur Telkom itu semakin konkret mendorong Komodo Labuan Bajo sebagai destinasi prioritas. Bukan hanya wisata alam berbasis bahari yang bakal mengangkat NTT sebagai Next Tourism Theritory, tetapi juga menjanjikan budaya lokal di kawasan ini semakin hidup dengan industri kreatif. 
 
Karena 60 persen wisatawan itu ke Indonesia untuk merasakan sensasi budayanya. Sedang keindahan alamnya 35 persen dan sisanya 5 persen buatan, ujar Arief. Karena itu, jika ingin sustainable, Menpar mendorong daerah itu harus punya budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat lokal. 
 
Ini adalah kegiatan untuk menghidupkan cultural value-nya, agar semakin layak menjadi destinasi kelas dunia, oleh karena itu silahkan datang ke acara puncak Festival Komodo, ujarnya.
 
Kegiatannya memang sudah berlangsung sejak 4 Februari lalu, namun masih ada acara puncak yang akan dilaksanakan pada 4 Maret 2017 di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat (Mabar). Rangkaian acaranya meliputi tiga kegiatan, yaitu: Festival Komodo, Carnaval Budaya dan Petualangan Alam Komodo.
 
Acara besar dalam festival ini sudah dilakukan berupa Pameran Kerajinan Daerah, Pameran Kuliner  Lokal, Lomba Foto Daya Tarik Wisata Manggarai Barat, Pameran Produk Industri, lomba voley Pantai dan Lomba Dayung Sampan Tradisional. Selain itu, ada pula, pentas caci selama dua hari, panggung hiburan selama sebulan, pameran kerajinan tangan dan makanan lokal, serta lomba duta wisata komodo reba agu molas (ganteng dan cantik).
Bukan itu saja, kegiatan festival juga punya seabrak acara dan telah dilaksanakan. Diantaranya ada pentas seni budaya yang menampilkan tarian tradisional, ada modifikasi dari semua kecamatan di Manggarai Barat, karnaval budaya, kegiatan penanaman pohon, dan lomba bola voli pantai, lomba foto, dan beberapa lomba lainnya. Ada juga workshop menghadirkan pembicara dari tokoh adat dan akademisi dari perguruan tinggi.
Festival ini juga menghadirkan pameran kerajinan daerah berupa hasil tenunan, anyaman, ukiran dan lukisan. Pameran tersebut bertujuan selain mempromosikan hasil kerajinan daerah juga dijadikan ajang pertemuan antara penjual dan pembeli. 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved