Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Hari Aksara Internasional, Pegiat Literasi Lampung Deklarasikan #15MM
Lampungpro.co, 10-Sep-2017

Amiruddin Sormin 1836

Share

KALIANDA (Lampungpro.com): Ratusan anak berkumpul di area kemping Rumah Baca Akar Raja memperingati Hari Aksara International yang jatuh tanggal 8 setiap bulan, di Pasuruan, Lampung Selatan, Sabtu (9/9/2017). Pegiat literasi yang dimotori Ibu Baca Tulis, Nury Sybli, mengajak anak-anak membiasakan diri menulis di akhir pekan selama 15 menit dengan didahului membaca selama 15 menit.

Saya percaya jika kebiasan membaca dan menulis dilakukan secara terus menerus baik di rumah maupun di rumah-rumah baca, anak-anak akan tumbuh dengan bekal yang lebih baik, kata Nury Sybli, pendiri Rumah Baca Akar.

Nury menjelaskan, #15MM atau (15 menit membaca-15 menit menulis) diharapkan menjadi program bersama di semua rumah baca atau pustaka bergerak setiap akhir pekan. Para penggerak yang mendukung pengenalan literasi penuh Baca Tulis dengan program #15MM yang gagas #RumahBacaAkar, adalah Motor Pustaka Lampung, Rumah Baca Akar Pelangi, Rumah Akar Raja Baca, Perahu Pustaka Bakauheni, Motor Perahu Pustaka Bakauheni, Kawula Pustaka Mejagong, Kuda Pustaka Gunung Slamet.

Mengenalkan literasi pada anak tidak bisa sepotong-sepotong. Belum ada ukuran keberhasilan para pegiat apakah bukunya dibaca benar-benar dibaca atau hanya dilihat. Lewat program 15MM diharapkan anak-anak bisa memanfaatkan buku sebagai bekal masa dengan karena sudah membacanya, mengerti isinya dan melakukan apa yang baik dari buku, papar Nury.

Khaja Muda, penggerak Rumah Akar Raja Baca menyambut baik kegiatan baca tulis di lingkungannya. Saya sangat bersyukur para pegiat memilih wilayah kami sebagai tempat kegiatan karena dengan begitu saya percaya anak-anak disini ke depannya akan lebih baik lagi, kata Khaja.

Anak-anak diajak belajar sambil bermain. Selain disiapkan tenda-tenda untuk berkemah sebagai tempat untuk berteduh, penyajian buku Komik Sains Kuark juga ditata sedemikian rupa di bale-bale bambu dan peti kayu. Saya ingin mengenalkan Indonesia dari berbagai sudut. Mulai dari alat tulis asli Indonesia, buku karya asli Indonesia, tempat yang kita gunakan juga hasil kreatifitas warga sekitar, jelas Nury.

Para pegiat literasi bergantian ambil bagian untuk memberikan edukasi dengan keahlian masing-masing. Ada yang mengajak menari, ada juga yang mengajar menggambar, ada pula yang berbagi ilmu menari. Tidak lupa, seorang relawan asli mengenalkan aksara Lampung atau Kaganga.

Mudah-mudahan semangat ini bisa diikuti oleh teman-teman pegiata lainnya untuk membuatkan program literasi nyata dengan pekan menulis atau sabtu menulis seperti yang disarankan mbak Nury, kata Sugeng Hariyono, penggerak Motor Pustaka Lampung. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

16929


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved