Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Isbedy Stiawan ZS Ikuti Tiga Penyair Gondrong Vs Tiga Penyair Wanthilan
Lampungpro.co, 13-Dec-2017

Amiruddin Sormin 984

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Setelah menggelar '3 Penyair Gondrong lawan 3 Aktor Gondrong' di Institut Seni Indonesia (ISI) Pandangpanjang, Sumatera Barat, kali ini Rumah Dunia Banten mengemas baca puisi bertajuk 'Tiga penyair gondrong versus tiga penyair wanthilan'.

Acara dijadwalkan berlangsung Minggu (17/12/2017) mulai pukul 15.00 menghadirkan tiga penyair gondrong yakni Iyut Fitra, Sosiawan Leak, dan Isbedy Stiawan ZS. Sedangkan Wakil Wanthilan terdiri dari tiga penyair wanita yakni Dhenok Kristianti, Rini Intama, dan Ayup Cipta.

Sosiawan Leak, penyair Solo yang baru menerima penghargaan Tokoh Bahasa dan Sastra dari Balai Bahasa Jawa Tengah, mengatakan pertarungan yan difasilitasi Rumah Dunia Gola Gong itu untuk meramaikan Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) X di Banten yang berlamgsung 15-17 Desember 2017. Pertarungan baca puisi ini hendak ditradisikan sejak diawali di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Sumatera Barat, Minggu (3/12/2017).

"Sebetulnya pertarungan ini hanya istilah kami, agar terkesan heboh. Namun tetap digarap serius. Artinya acara ini benar-benar pertunjukan di panggung atau performa arts," ujar Leak, Selasa (12/12/2017) malam melalui watsapp.

Untuk pertarungan di Rumah Dunia Banten, masih kata Leak, kedua tim menyiapkan sejumlah puisi untuk dibacakan. "Masing-masing penyair secara individu bertanggungjawab pada penampilannya. Meski ia mewakili timnya," imbuh dia.

Iyut Fitra dari Payakubuh, Sumatera Barat, menambahkan timnya akan mempatenkan tiga penyair gondrong ini ke berbagai event serupa. Nama tiga penyair gondrong, masih kata Iyut? lahir dari momentum Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) II di Ancol pada 2017. "Kami bertiga yang kebetulan gondrong, sebagai motor saat menggugat panitai Munsi yang tidak konsisten, dan alhamdulillah perjuangan kami yang didukung sastrawan lain berhasil," jelas Iyut.

Sejak itu, lanjut dia, kawan-kawan sastrawan Indonesia menjuluki tiga penyair gondrong yang menjadi 'macan' di Munsi II. "Ditambah ada share foto kami bertiga di Munsi II di facebook," ujanya.

Iyut juga yang mengawali untuk mengukuhkan 3 penyair gondrong. Dimulai dengan mengundang baca puisi di Payakumbuh Botuang Festival, ISI Padangpanjang, dan Rumah Dunia. Ke depan mungkin ke daerah lain, seperti Solo atau Semarang, Bandung, Ambon, Banjarmasin atau Banjarbaru, juga Lampung. "Kami terus menjajagi kemungkinan pertarungan berlangsung di daerah lain. Semoga ada yang memfasilitasi," harap dia.

Leak optimistis istilah pertarungan ini berjalan sukses dan mendapat dukungan. Karena penamaan 3 penyair gondrong sudah menjual. Lalu masing-masing penyair juga adalah penyair panggung, ditambah nama yang tak asing di ranah kepenyairan Indonesia. "Jadi ya saya optimistis saja bisa berlanjut di kota-kota lain, bahkan di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, atau Brunei," kata Leak.

Sementara Isbedy Stiawan ZS, penyair berjuluk Paus Sastra Lampung, mengaku bangga masuk tim penyair gondrong. "Ini sebuah pengakuan dan penghargaan dari kawan-kawan sastrawan di luar Lampung," kata dia. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Arinal Djunaidi Manusia Penuh Keberuntungan, Akankah Menang...

Pasalnya, menurut catatan Nyonya Lee tak pernah dua kali...

22202


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved