JAKARTA (Lampungpro.com): Pakar ekonomi Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengapresiasi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang menjadikan Pertemuan Bisnis Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA Business Summit) sebagai ajang ekspansi pasar. "Indonesia harus mengambil strategi ke depan memperlebar porfolio negara-negara non-tradisional," kata Fithra, di Jakarta Selasa (7/3/2017).
Fithra mengatakan negara yang tergabung pada pertemuan IORA merupakan negara yang sifatnya non-tradisional namun memiliki potensi dari aspek perdagangan. Dia mengatakan selama ini Indonesia memiliki kerja sama perdagangan tradisional dengan Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang. Sehingga, perlu membuka perdagangan ekspor dengan negara non-tradisional agar pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dan berkelanjutan.
Fithra mencontohkan beberapa komoditas unggulan lokal seperti kopi, tekstil dan produk pertanian menjadi andalan. Namun, ke depan produk suku cadang maupun komponen elektronik sebagai produk andalan Indonesia.�Ekonom UI itu menyarankan Indonesia dapat memulai peningkatan kerja sama dengan negara seperti India, Australia dan negara di benua Afrika bagian selatan. Tercatat potensi pasar Afrika mencapai 550 miliar dolar AS. Namun, realisasi ekspor Indonesia hanya 4,2 miliar dolar AS pada 2016. Sedangkan negara Timur Tengah potensi pasar sekitar 975 miliar dolar AS dengan realisasi sebesar 5 miliar dolar AS.
Anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Nasril Bahar mendukung Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI ekspansi pasar di kawasan IORA. Hal itu karena Indonesia dianggap mampu bersaing dengan negara lain pada bidang perdagangan. "Terlebih Indonesia bersama Tiongkok dan India termasuk tiga besar dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil," kata Nasril.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menuturkan IORA sebagai pertemuan negara strategis yang sejalan dengan diversifikasi pasar tujuan ekspor. Enggartiasto mengungkapkan perdagangan intra-regional IORA pada 2015 mencapai 777 miliar dolar AS atau naik 300 persen dibanding 1994 yang sebesar 233 miliar dolar AS. (*/ANT/PRO2)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4135
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia