Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Kemenpar Geber Pembangunan Homestay di Kawasan Bromo
Lampungpro.co, 02-Mar-2017

1182

Share

JAKARTA (lampungpro.com)-Homestay menjadi program skala prioritas dari Kementrian Pariwisata (Kemenpar) untuk di percepat pembangunannya di tiap daerah. Kemenpar menargetkan setiap destinasi prioritas mendirikan Homestay sebanyak 1000 homestay atau 10.000 Homestay di 10 destinasi prioritas di tahun 2019 mendatang. Kali ini Kemenpar tengah fokus pembangunan di daerah Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur.
 
Seperti diketahui, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu telah menetapkan 10 destinasi prioritas yang biasa dipanggil dengan 10 Bali Baru adalah Danau Toba (Sumatera Utara),  Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo-Tengger-Gunung Semeru (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Morotai (Maluku Utara) dan Tanjung Kelayang (Belitung).
 
Sejauh ini yang sudah terlapor terbangun sekitar 135 homestay, jelas ini kabar menggembirakan bagi destinasi Bromo dan sekitarnya dan ini proses pembangunannya masih terus berjalan, ujar Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restaurant Republik Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin.
 
Lebih lanjut pria yang biasa disapa Pakde Yoyok ini mengatakan, dengan menjamurnya homestay yang ada di Bromo dan sekitarnya diharapkan menjadi momentum untuk semua pihak bersinergi dalam membangun pariwisata Indonesia. Jadi selain bersaing dengan sehat, tentunya juga bersinergi dengan baik dalam melayani wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Tentunya dengan aturan dan koridor yang jelas dan sudah ditentukan, ujarnya.
 
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Society of Bromo itu menambahkan, dengan adanya Homestay, nantinya hotel-hotel yang ada di sekitar Bromo dapat mengakomodir semua keperluan dan permintaan yang datang. Contohnya jika memang ada rombongan besar datang dan memerlukan kamar banyak, tentu keberadaan homestay sangat membantu Hotel. Ini yang dibilang sinergitas yang positif. Namun semua harus berjalan dengan aturan yang baik, katanya. 
 
kedepannya kata dia, sebaiknya ada suatu kepastian peraturan dan kewenangan yang bisa menjadi kerangka acuan yang terorganisir dan tertib. Nantinya instansi terkait terus mensosialisasikan kepada asosiasi maupun pelaku wisata Bromo dengan terus membenahi kekurangannya agar masa depan pariwisata di Bromo menjadi lebih baik. Termasuk terkait dengan Homestay, ujarnya.
 
Menpar Arief Yahya menargetkan jumlah kunjungan wisman sebesar 20 juta wisman pada 2019, Presiden Jokowi juga meminta Menpar Arief Yahya untuk membangun 10 destinasi prioritas hingga membangun 100 ribu homestay.
 
Tentunya kedepan desain homestay yang ada harus mampu meningkatkan amenitas fasilitas pariwisata yang ada dan bisa melayani wisatawan dengan baik," katanya.
 
Homestay juga menjadi salah satu capaian prioritas di tahun 2017. Seperti diketahui, pekerjaan fundamental Menpar Arief Yahya soal branding dan advertise sudah tuntas di 2016. Next step adalah menjual untuk mengejar target Presiden Joko Widodo yang mematok di angka 20 juta di 2019, dimulai dengan 15 juta di 2017. Kemenpar pun harus berjibaku menaikkan performance dengan growth 25 persen wisman, di tengah pertumbuhan global 4,4 persen dan regional ASEAN 5,1 persen. 
 
Saat ini di dunia, tidak ada sejarah sebuah negara sanggup menaikkan kunjungan wisman hingga 100% lebih dalam 5 tahun.Tidak banyak orang yang pede dengan angka proyeksi itu. Bahkan ada yang memplesetkan, bahwa target itu terlalu optimis. Ada yang menyebut mission impossible.
 
Tetapi, sebagai fighter, Menteri Arief Yahya harus mengubah asumsi itu menjadi mission in-possible! dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Rabu (21/12) 2016 lalu, Mantan Dirut PT Telkom itu pun mengeluarkan tiga jurus andalannya. Go Digital, Air Connectivity dan Homestay Desa Wisata.
 
Ingat! Hasil yang luar biasa hanya bisa dicapai dengan cara yang tidak biasa! katanya. Selain itu, kata dia, syarat menuju ke sana, harus ada 3S, corporate culture Kemenpar, yakni 3S, solid, speed, spread. Harus kompak, harus cepat dan impact bisnisnya.
 
Tiga poin penting tersebut menjadi pegangan semua tim Kemenpar untuk melangkah di kuartal pertama 2017. Tiga hal itu akan diselaraskan dengan kapasitas destinasi di 3 greaters (Bali, Jakarta, Kepri) serta 10 top branding dan 10 Top Desinasi sebagai Bali Baru.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved