Karena itu harus ada spirit Indonesia Incorporated. Negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan di tingkat regional dan global apabila seluruh Kementerian/Lembaga sampai ke CEO Commitment daerah yang ada bersatu-padu untuk fokus mendukung core business yang telah ditetapkan.
Komitmen Daerah
Untuk membangun sebuah destinasi wisata, harus diperhatikan 3A. Bagaimana dengan Atraksi Pariwisata yang akan dikembangkan? Bagaimana kesiapan Akses? Dan dukungan Amenitas-nya? Kalau itu sudah kuat semua, masih ada satu lagi yang 50 persen paling menentukan sukses tidaknya sebuah program, yakni track record CEO Commitment-nya. Bagaimana pimpinan daerahnya dari Gubernur, Bupati dan Walikota? Apakah mereka benar-benar serius dan konkret dalam membangun daerah dengan pendekatan pariwisata.
Peran CEO atau Gubernur, Bupati, Walikota, itu menentukan 50% kesuksesan daerah dalam membangun sektor pariwisata. Di awali dengan komitmen orang nomor satu di daerah itu, maka semua program dengan mudah akan berjalan. Begitu pun sebaliknya. Karena tugas pemimpin itu menentukan arah dan mengalokasikan sumberdaya.
Keseriusan CEO akan terlihat dari bagaimana Pemda memprioritaskan sumber daya dan anggaran mereka di pariwisata. Contoh mudahnya adalah mengenai besaran anggaran untuk pariwisata, dan apakah pemilihan Kepala Dinas Pariwisata-nya sudah yang terbaik. Kalau mau berterus-terang, saya hanya akan bantu provinsi, kabupaten/kota yang gubernur atau bupati/walikota yang benar-benar committed dan konsisten membangun pariwisata.
Dengan komitmen yang kuat dari gubernurnya, Provinsi Bangka Belitung (Babel) menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tercepat. Setelah diteken Presiden Joko Widodo Maret 2016 lalu, lima bulan kemudian, tepatnya Agustus sudah ada pembangunan hotel. Ini tidak akan terjadi jika gubernurnya tidak respek dengan sektor pariwisata.
Contoh lain adalah Badan Otoritas Pariwisata (BOP) Danau Toba Sumatera Utara. Ketika tujuh bupati-nya sudah kompak membangun pariwisata di Danau Toba, kemudian terjadi akselerasi yang luar biasa. Danau Toba bisa kembali menjadi primadona pariwisata seperti yang pernah dialami dalam beberapa dekade lalu.
Saya selalu bilang, ketika CEO-nya committed, everything goes easier, faster and better. Coba kalau gubernurnya lelet, tidak akan mungkin itu terjadi. Kalau menunggu CEO yang lelet, hanya akan membuang waktu dan capek. Lebih baik kita dukung CEO yang punya komitmen tinggi terhadap sektor pariwisata dan cepat kerjanya.
Mengakhiri CEO Message kali ini, saya menegaskan sekali lagi, bahwa 50% sukses pariwisata daerah itu berasal dari CEO Commitment. Keseriusan, keberpihakan, dan kejelasan pimpinan daerahnya dalam mengurus pariwisata. Dengan komitmen dan dukungan CEO serta seluruh stakeholder, tidak mustahil target 20 juta wisman pada 2019 akan tercapai!
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4138
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia