Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Kuburan Penuh Sesak, Satu Makam Dua Jasad, Kemana Warga Bandar Lampung Dimakamkan?
Lampungpro.co, 28-Apr-2021

Amiruddin Sormin 3710

Share

TPU Kebon Jahe, Enggal, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, saat difoto Senin (26/4/2021). LAMPUNGPRO.CO/ASANDY

Sehingga, masyarakat sepakat untuk dilakukan penguburan dengan sistem kekeluargaan. "Makam ini sudah penuh. Ada kesepakatan warga jika masih satu keluarga bisa dikuburkan bersama. Namun, kalau bukan dari satu keluarga kita lihat ada ngak kuburan yang sudah lama dan jarang dikunjungi ahli warisnya. Kalau tak ada, digali di situ," kata Wajiran.

Pemakaman yang ada bahkan jauh lebih tua dari usia Bandar Lampung yang pada 17 Juni 2021 nanti berusia 339 tahun. Salah satu makam tertua yakni Pemakaman Muslim Anugerah berlokasi di Jalan Warsito, Kelurahan Kupang Kota Kecamatan Telukbetung Utara. Menurut penjaga makam, H. Kusen menjelaskan tanah pemakaman ini ada sejak 1800-an pemberian dari orang Arab yang keluarganya punya toko peralatan pertanian di Manggadua Telukbetung Bandar Lampung.

Tanah ini mah bukan tahun 1919, tapi sejak 1818, tapi persisnya ngak ada yang tahu. Tanah ini punya warga, yang beli orang Arab. Keluarganya yang punya Toko 40 toko golok dan alat-alat peranian di Manggadua, kata Kusen, Selasa (27/4/2021).

Walau terlihat penuh, sebenarnya lahan makam di sini masih cukup. Namun sebagian lahan diserobot warga sekitar untuk perumahan.

 

Tanah kosong masih banyak, itu rumah-rumah liar belakang itu masih punya tanah wakaf seluas 7 hektare. Mereka tahu kalau ini tanah wakaf tapi masih memaksakan mendirikan rumah, dipasang bata pula rumahnya. Perbatasannya kali, pokoknya 7 hektare. Jenazah yang dikubur di sini kadang bukan warga sini Dulunya warga sini tapi pindah, keluarganya ada di sini, sehingga waktu meninggal minta dikubur ke sini, jelas H. Kusen.

Terkait adanya tumpang tindih makam, kata dia, tergantung keluarga pemilik makam. Itu tergantung keluarga. Namanya tanah wakaf, siapa yang larang. Ngak bisa disalahkan, salah sendiri ngak dirawat. Penjaga makam tak sangup merawat semuanya karena jumlahnya bukan 100-200 makam. Lahan kosong masih ada, tapi di tebing. Warga banyak yang ngak mau, kecuali mau tumpang tindih satu keluarga, kata dia.

1 2 3 4 5 6

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

24704


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved