BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Puasa Ramadan, ternyata tak hanya kewajiban. Di tengah pandemi virus Corona (Covid-19), hasil penelitian menunjukkan puasa dibutuhkan untuk meregenerasi sistem kekebalan tubuh yang dibutuhkan untuk melawan Corona.
Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Dr. dr. Khairun Nisa Berawi, M.Kes., AIFO, penelitian mengenai puasa didapatkan pada subjek yang puasa tiga hari menunjukkan sel-sel dalam kondisi kelaparan. Sel-sel induk (stem cell) tubuh akan memicu produksi sel darah putih baru, untuk melawan infeksi.
Dia mengatakan para ilmuwan di University of Southern California menyatakan temuan ini sangat bermanfaat bagi orang yang menderita sistem kekebalan tubuh yang rusak, seperti pasien kanker pada kemoterapi. Ini juga bisa membantu orang tua yang sistem kekebalannya menurun seiring bertambahnya usia.
"Para peneliti mengatakan, berpuasa membalikkan sakelar regeneratif yang sel-sel induk untuk menciptakan sel-sel darah putih baru. Ini pada dasarnya meregenerasi sistem kekebalan," kata Nisa, panggilan akrabnya, kepada Lampungpro.co, Selasa (21/4/2020).
Mengutip Prof Valter Longo, Profesor Gerontology dan Ilmu Biologi di University of California, puasa akan menstimulasi sel stem tubuh untuk beregenerasi dan membangun kembali seluruh sistem tubuh. Mekanisme ini akan menyingkirkan bagian-bagian dari sistem yang mungkin rusak atau tua, bagian-bagian yang tidak efisien termasuk akibat kemoterapi dan penuaan, siklus puasa dapat menghasilkan, secara harfiah, sistem kekebalan baru.
Puasa berkepanjangan di bulan Ramadan akan memiliki efek yang luar biasa dalam meregenerasi sistem hematopoietik berbasis sel induk. Saat puasa berkepanjangan, tubuh akan menggunakan simpanan glukosa (glikogen) dan lemak sebagai sumber energi, dan juga memecah sebagian besar sel darah putih yang sudah rusak.
Ketika kelaparan, sistem mencoba untuk menghemat energi. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghemat energi adalah dengan mendaur ulang banyak sel kekebalan yang tidak diperlukan, terutama yang mungkin rusak.
BACA JUGA: Agar Terhindar Virus Corona, Yuk Lakukan Empat Prilaku Sehat dari Dr. Nisa ini
"Para ilmuwan menemukan puasa berkepanjangan mengurangi enzim PKA, yang terkait dengan penuaan dan hormon yang meningkatkan risiko kanker dan pertumbuhan tumor. Puasa selama 72 jam juga melindungi pasien kanker terhadap dampak toksik kemoterapi," kata Nisa yang juga pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Lampung itu.
Dia mengatakan sejauh ini studi klinis masih banyak diperlukan. Setiap intervensi diet termasuk puasa harus dilakukan di bawah konsultasi dokter. "Studi lanjut yang lebih banyak juga dibutuhkan untuk membuktikan kemungkinan bahwa efek positif ini berlaku untuk banyak sistem dan organ yang berbeda, dan tidak hanya sistem kekebalan," tutup Nisa. (PRO1)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1705
Lampung Selatan
12619
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia