Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Majelis Nasional KAHMI Tuntut Sukmawati Cabut Puisi Konde
Lampungpro.co, 08-Apr-2018

Lukman Hakim 2489

Share

#beritapolitiklampung #webberitadaerah #webberitanasional #portalberitalampung #portalberitawisatanasional #portalberitaasiangames #portalberitapendidikan #beritaolahragalampung #beritaolahraganasional #lampungproberitalampung #lampungprodotcom #webberitalampung #portalberitanasional #beritalampungterkini #beritakulinerlampung #beritawisatalampung #portalberitawisata

JAKARTA (Lampungpro.com): Majelis Nasional Korps Alumni HMI (MN KAHMI) menuntut Sukmawati Soekarnoputri, untuk menyatakan mencabut puisinya yang telah meresahkan bangsa secara nasional. MN KAHMI juga meminta Sukmawati belajar menghormati keberagaman yang telah menjadi fakta yang hidup di Indonesia.

Pernyataan MN KAHMI tersebut dirilis oleh Koordinator Presidium MN KAHMI Prof DR Siti Zuhro, bersama Sekretaris Jenderal Manimbang Kahariady, sejak Jumat (6/4/2018) lalu. Menurut pernyataan tersebut, pembacaan sebentuk karya yang disebut pembuatnya sebagai puisi, yang dibacakan saat acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di panggung Indonesia Fashion Week 2018, itu wajar memantik keprihatinan segenap warga negara Indonesia, tak hanya ummat Islam.

MN KAHMI meyakini bahwa sesuai konstitusi, kebebasan berekspresi segenap warga negara Indonesai memang dijamin dan dihormati. Tetapi bukan kebebasan yang sebebas-bebasnya, melainkan kebebasan yang bertanggung jawab, kebebasan yang dibatasi nilai-nilai Pancasila dan konstitusi, bunyi pernyataan tersebut.

Dengan demikian, menurut MN KAHMI, Sukmawati yang mengaku-ngaku budayawan itu jelas tidak mengindahkan nilai-nilai Pancasila dan konstitusi  yang menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia. Membandingkan adzan dengan kidung, serta hijab dengan konde juga merupakan perbandingan keliru yang tidak pada tempatnya. Karena yang satu bersifat profan sementara yang lain bersifat sakral, kata MN KAHMI.

Untuk itu, wajar bila perbandingan tersebut menimbulkan kegelisahan dan akhirnya melukai hati seluruh ummat Muslim Indonesia, khususnya yang memiliki ghirah (kecemburuan dan cinta) yang tinggi terhadap agamanya.

Sehingga, MN KAHMI menuntut agar Sukmawati segera menyatakan mencabut puisi yang telah kadung disebut sebagai puisi konde tersebut dan menyatakan puisi itu tak pernah ada. Pernyataan maaf yang telah disampaikannya, tidaklah cukup, kata MN KAHMI.

Ke depan, MN KAHMI berharap semua pihak benar-benar belajar untuk menyikapi bahwa Indonesia adalah negara yang sangat majemuk, baik dari sisi suku, ras dan agama. Karena itru semua pihak harus belajar menghormati kemajemukan itu, kata MN KAHMI.

Khusus kepada Sukmawati, MN KAHMI berharap agar yang bersangkutan benar-benar menjadikan kasus yang tengah bergulir ini sebagai sarana pembelajaran. (**/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

19647


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved