Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Menonton Tradisi Berciuman di Bali
Lampungpro.co, 18-Feb-2017

3285

Share

DENPASAR (Lampungpro.com): Bagaimana rasanya orang berciuman bebas di alam terbuka dan dilakukan bersama-sama? Nah atraksi atau pertunjukan budaya di Bali ini memang akan membuat wisatawan tersenyum.

Tradisi Omed-omedan�yang akan dilaksanakan pada� tanggal 29 Maret 2017, mendatang memang unik dan menarik. Semua peserta berpasangan dan akan berpelukan dan berciuman serta ditonton banyak orang.�Kepala Dinas Pariwisata, Anak Agung Yuniartha Putra didampingi� Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Wayan Gunawan mengatakan, tradisi warisan para leluhur Bali tersebut adalah rangakaian event penutup hari raya Nyepi tahun baru Saka 1939.

Menurut Agung, Omed-omedan adalah tradisi turun temurun yang dilakukan oleh Banjar atau kelompok warga Kaja, Desa Adat Sesetan, Denpasar Selatan, Bali. Dalam bahasa Bali, Omed-Omedan berarti saling menarik dan berpelukan. Namun seiring waktu tradisi ini telah menjadi saling berciuman antara laki-laki dan perempuan.

Omed-Omedan melibatkan pemuda dan pemudi berumur 17 tahun hingga 30 tahun atau sudah menginjak dewasa dan belum menikah. Tradisi ini digelar satu hari setelah Nyepi dengan peserta pemuda dan pemudi atau lebih dikenal denga Sekaa Teruna Teruni.

"Tradisi omed-omedan, memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah penghormatan terhadap leluhur, memupuk rasa kesetiakawanan antar pemuda banjar. Sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, membangun solidaritas dan persatuan,"katannya.

Dalam tradisi ini, puluhan muda-mudi Banjar Kaja dibagi 2 kelompok yakni pria dan wanita. Kedua kelompok membuat barisan memanjang dan saling berhadapan. Kelompok pria dan wanita menyiapkan wakilnya 1 orang yang akan diarak ke depan untuk saling berciuman. "Tapi kalau dimaknai secara ritual adat ini bermaksud untuk keakraban saja, menjaga kerukunan warga, dan saling kasih sayang, namun para wisatawan sangat suka ini dan diprediksikan ribuan orang akan hadir di acara ini," ujar Wayan.

Sebelum memulai acara, Peserta melakukan sembahyang bersama di pura, dipercikkan air suci, dan memohon keselamatan agar pelaksanaan acara nantinya berjalan dengan baik. Jika para "tetua" atau orang yang dituakan di Banjar tersebut memberi aba-aba mulai, barisan kedua kelompok maju ke depan dan wakil pria dan wanita dari kedua kelompok berciuman di hadapan ratusan warga dan wisatawan yang hadir menyaksikan tradisi unik ini. Untuk mendinginkan suasana, kedua muda-mudi yang berciuman ini diguyur dengan air oleh para tetua Banjar.

Saat acara dimulai kelompok pemuda-pemudi pun berlarian melintasi lokasi acara. Air pun diluncurkan untuk membasahi para peserta. Anggota pria dan wanita dipilih secara acak dan jika dipilih meraka harus bersedia dan mereka tidak bisa memilih sendiri pasangannya.� Jika si perempuan tidak suka dengan laki-laki tersebut biasanya akan berusaha menghindar dan hanya berpelukan saja.

Tapi jangan pernah berfikir semudah itu untuk bisa mendaratkan ciuman anda pada sang gadis, karena dalam acara itu selain tarik menarik juga ada acara siram-siraman, sekali kesempatan dan gagal, maka Anda akan di siram beramai-ramai. "Kadang-kadang sulit untuk melepaskan mereka karena mungkin saja kedua belah pihak saling menyukai atau menikmatinya," ujar Wayan.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

3761


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved