Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Menulis, Memang Bekerja untuk Keabadian
Lampungpro.co, 01-Oct-2024

Amiruddin Sormin 269

Share

Heri Wqrdoyo. DOK. PRIBADI

Lalu di Tiongkok antara abad ke-2 dan ke-6, kertas, tinta, dan pencetakan (dengan menggunakan balok kayu
berukir) ditemukan. Sepotong pemikiran, atau sehimpun permenungan, bisa juga hasil riset dan pengamatan, tercetak sebagai karya yang akhirnya dapat diperbanyak dan diedarkan. Gagasan ini membutuhkan waktu seribu tahun untuk
mencapai Eropa yang jauh dan terbelakang.

Tiba-tiba, di pertengahan abad sekitar 500 tahun lalu, buku dapat dicetak, bahkan di seluruh dunia. Tepat sebelum penemuan huruf cetak yang bisa dipindahkan, sekitar 1450, di seluruh Eropa hanya ada beberapa puluh buku saja; semuanya tulis tangan.

Jumlah ini kira-kira sebanyak buku di Tiongkok pada 100 SM dan sepersepuluh jumlah buku di Perpustakaan Alexandria, 50 tahun kemudian, sekitar 1500, terdapat sepuluh juta buku cetak.

Pembelajaran tersedia bagi siapa saja yang bisa membaca. Keajaiban ada di mana-mana.

Beberapa dekade ini, buku, khususnya yang bersampul lunak, dicetak dalam edisi murah secara besar-besaran. Dengan harga setara seporsi makanan sederhana, kita bisa merenungkan kemerosotan dan kejatuhan Kerajaan Romawi, belajar ekonomi dan mendalami filsafat, memahami cara kerja matematika, mengerti ikmu perbintangan dengan lebih ahli, memelototi asal-usul spesies, tafsir mimpi, cerita detektif atau romansa anak manusia, sampai sifat benda. Bahkan kita pun tahu bagaimana molekul bergerak dalam atom seperti halnya tata surya bergerak dalam galaksi.

Buku sungguh seperti benih. Buku bisa tergeletak telantar selama berabad-abad lalu berbunga di tanah yang tak terduga. Perpustakaan besar dunia berisi jutaan buku, setara dengan sekitar 104 _bit_ informasi berupa kata-kata, dan kira-kira 1.015 _bit_ bila berupa gambar.

Jumlah informasi ini 10 ribu kali lebih banyak daripada yang ada di dalam gen kita, dan kira-kira 10 kali lebih banyak daripada yang ada di dalam otak. Ilustrasikan begini: seandainya saya selesai membaca satu buku dalam seminggu, saya hanya akan membaca beberapa ribu buku seumur hidup; sekitar sepersepuluh persen isi perpustakaan terbesar pada zaman kita.

1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

3749


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved