Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Menulis, Memang Bekerja untuk Keabadian
Lampungpro.co, 01-Oct-2024

Amiruddin Sormin 269

Share

Heri Wqrdoyo. DOK. PRIBADI

Lalu, di mana minat mesti kita letakkan dalam lautan buku dan samudera ilmu tersebut? Rahasianya adalah mengetahui buku-buku mana saja yang harus dibaca. Informasi dalam buku jelas tak berubah sejak dibuat, memang. Tapi terus-menerus berubah dan diperbaiki oleh terjadinya peristiwa, beradaptasi dengan majunya dunia.

Kini, tanpa diketahui banyak orang, 23 abad terlewati sejak berdirinya Perpustakaan Alexandria. Rentang yang panjang, sangat panjang.

Seandainya tidak ada buku, tidak ada catatan tertulis, bayangkan seperti apa masa selama 23 abad yang menjauhi kita ke belakang. Apa yang kita rengkuh hari ini, esok, dan keindahan waktu esok dan seterusnya?

Dengan empat generasi setiap abadnya, 23 abad meliputi hampir seratus generasi umat manusia. Seandainya informasi hanya bisa diteruskan melalui kata-kata yang diucapkan, alangkah sedikitnya yang kita ketahui tentang masa lalu, betapa siputnya kemajuan kita!

Segalanya berpulang pada keajaiban penemuan-penemuan kuno yang tak sengaja diberitahukan kepada kita dan keakuratan informasi tersebut yang terus diuji sang waktu. Informasi masa lalu mungkin akan dihormati, tapi akibat penceritaan ulang berturut-turut, informasi itu makin lama makin berampur-baur lalu melenyap perlahan.

Buku memungkinkan kita bertualang melintasi betapa raksasanya waktu dan menyadap kebijaksanaan lelulur. Buku merekam selaksa jejak dalam tiap fragmen zaman, jadi panduan melesatnya ilmu seiring berkembangnya logika dan kepandaian manusia.

Dan perpustakaan menghubungkan kita dengan wawasan dan pengetahuan yang dengan susah payah disarikan dari alam. Pemikiran terbesar yang pernah ada, dengan guru-guru terbaik, diambil dari seluruh bagian Bumi dan dari seluruh masa lalu kita, untuk mengajari kita tanpa lelah, dan demi menginspirasi kita supaya ikut menyumbang kepada pengetahuan dan kemanusiaan.

Sayang, kita hanya menyaksikan perpustakaan-perpustakaan umum yang hanya bergantung kepada kontribusi sukarela. Dan di negara kita, perkembangannya nyaris melata!

Menurut saya, kesejahteraan peradaban, kedalaman pemahaman kita atas tiang penopang kebudayaan, dan perhatian kita terhadap masa depan. Semuanya dapat ditakar berdasarkan seberapa baik kita mendukung perpustakaan. (***)

Terima kasih.
Bandar Lampung 1 Oktober 2024


Heri Wardoyo (Dewan Redaksi Lampungpro.co dan Anggota Satu Pena Lampung)

Editor Amiruddin Sormin

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

3749


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved