Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Meski Omzet Anjlok, Pedagang Pakaian di Pasar Bandar Lampung Bertahan di Tengah Gempuran Penjualan Online
Lampungpro.co, 01-Nov-2023

Febri 5875

Share

Suasana Sepi Pembeli Pedagang Pakaian di Simpur Center | Lampungpro.co

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Sejumlah pedagang pakaian di Pasar Bambu Kuning dan Mall Simpur Center, Tanjungkarang, Bandar Lampung mengalami penurunan omzet di tengah menjamurnya pedagang online atau e-commerce.

Mereka harus gigit jari, karana banyak konsumen yang beralih ke online shop ketimbang membeli produk langsung ke toko pakaian ataupun pasar. Sehingga hal tersebut membuat penurunan pendapatan para pedagang pakaian yang membuka lapak di kios-kios dan toko di pasar tersebut.

Para pedagang mengeluhkan hal tersebut, karana yang dahulunya kondisi pasar ramai, namun setelah maraknya penjualan online menjadi sepi pembeli, bahkan terkadang tidak ada satu pun yang membeli dagangan mereka.

Salah satu pedagang pakaian anak di Pasar Bambu Kuning bernama Novrizal mengatakan, imbas dari menjamurnya online shop, pendapatannya sekarang berada di bawah rata rata, bahkan menurun drastis.

"Orang-orang sekarang mikirnya lebih mudah beli online shop, karena tanpa keluar rumah dan tanpa panas-panasan, sebingga bisa belanja melalui handphonenya, ditambah lagi dapat harga yang murah," kata Novrizal saat ditemui Lampungpro.co, Rabu (1/11/2023).

Sampai sekarang pun dampaknya masih dirasakan oleh pedagang. Sehingga untuk mempertahankan kebutuhan hidupnya, para pedagang sering mengurangi pengeluaran dan menghemat, karena pendapatan yang tidak sesuai.

 


Suasana Sepi Pembeli di Lokasi Pedagang Pakaian di Pasar Bambu Kuning dan Simpur Center | Lampungpro.co

 

Hal tersebut juga dirasakan oleh Indah, penjual pakaian wanita di Pasar Bambu Kuning. Ia mengaku imbas dari online shop ini cukup parah, sehingga berimbas pada omset yang menurun.

Untuk bertahan hidup, Indah memilih untuk berjualan melalui aplikasi WhatsApp, dengan memposting barang dagangannya untuk menambah pendapatan.

"Tidak bisa dipungkiri, semua orang harus mengikuti perkembangan teknologi. Kalau hanya berjualan di toko saja tidak akan bisa menutupi kebutuhan sehari-hari, maka saya menjual juga melalui WhatsApp," ujar Indah.

Sementara itu, salah satu pedagang pakaian di Mall Simpur Center, Elvi mengungkapkan, semakin menjamurnya toko online belakangan ini, memberikan pengaruh yang besar bagi pedagang konvensional seperti dirinya.

"Masyarakat mencari sarana yang mudah untuk memenuhi kebutuhannya seperti belanja online karena mudah cepat ujarnya. Banyaknya keberadaan toko online, membuat sejumlah toko yang berada di pasar mulai kalah saing," ungkap Elvi.

Hal senada juga disampaikan Alex, penjual pakaian di Simpur Center juga mengalami penurunan omset, yang dipengaruhi oleh maraknya toko online. Alex merasa tempatnya berdagang saat ini kondisinya semakin hari semakin sepi pembeli.

"Kami bertahan dengan masalah ini dengan mengikuti arus saja, kami tidak juga diam dan mencoba berjualan dengan menawarkan di sosial media seperti Facebook dan Instagram," ujar Alex.

Para pedagang berharap, agar kedepannya pemerintah bisa mencarikan solusi atas permasalahan tersebut, agar tidak berlarut larut seperti saat ini. (***)

Editor : Febri Arianto
Reportase : Rama dan Robi

 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

24712


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved