Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Ngusaba Bukakak Tradisi Unik Bali yang Bisa Pancing Wisatawan
Lampungpro.co, 25-Feb-2017

1965

Share

Pernyataan itu diperkuat oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Agung Gede Yuniartha Putra. "Betul, dahulu tradisi ini dilakukan hampir tiap tahun, akan tetapi karena keterbatasann dana Biasanya tradisi hanya dilaksanakan dua tahun sekali tepatnya pada Bulan purnama sasih kedasa (bulan kesepuluh) pada kalender Hindu atau di bulan April pada penanggalan Masehi, ini menarik minat wisatawan dan sangat antusias disaksikan para pengunjung," ujar Agung.

Menurut dia, dalam rangkaian upacara ngusaba, anggota subak dan anggota desa secara gotong royong menbuat Bukakak atau Kerangka Garuda berukuran raksasa setinggi empat meter untuk diarak. Bukakak berasal dari kata Lembu dan Gagak, Lembu melambangkan Ciwa dan Gagak melambangkan Wisnu. Bukaka sendiri diwujudkan sebagai seekor burung Garuda/Paksi yang di buat dari daun enau muda yang dalam bahasa lokal disebut ambu.

Sedangkan sarana untuk pelinggih/singgasana yang akan naik di atas garuda adalah seekor babi hitam pulus yang diproses menjadi dua warna yaitu Hitam sebagai warna bulu asli yang melambangkan Dewa Wisnu, separuh lagi warna putih melambangkan Dewa Ciwa. Sedangkan babi itu sendiri adalah simbul Dewa Sambu.

Agung menjelaskan untuk mengetahui kemana Pura yang akan di tuju, beberapa hari sebelumnya telah dilaksanakan nuntun Ida Betara yaitu mohon petunjuk dengan jalan dialog secara supra naural oleh Jro Mangku. Ratusan krama berpakaian adat putih dan bersaput merah kemudian mengarak sarad matah bukakak mengelilingi desa dengan diiringi tetabuhan gong baleganjur. Akan tetapi, Kerama desa yang akan mengusung Bukakak hanya diperbolehkan bagi yang sudah dewasa, sedangkan yang masih tergolong remaja hanya boleh mengusung sarad atau jempana.

"Pengusung Bukakak berpakaian putih merah sedangkan pengusung Jempana berwarna putih kuning. Warna merah putih sangat sarat akan makna. Merah simbul darah dan putih simbul getah. Merah dan putih merupakan simbul kesatuan kehidupan semesta seutuhnya. Sedangkan putih kuning juga bermakna sangat dalam yaitu merupakan tunas-tunas kehidupan yang kelak tumbuh menjadi sempurna," ujarnya.

Dia menjelaskan untuk biasanya aktivitas terkonsentrasi di desa Jaba Pura Pasek. Terletak di sentral Desa, persis di pinggir jalan Raya Giri Emas-Singaraja. Biasanya,sebelum arak-arakan dimulai diawali dengan menyucikan Ida Betara dan seluruh warga desa ke Pura Pancoran Emas. Di pura ini dibagikan berkah berupa bija /beras kuning yang telah diberkahi sebagai bekal kekuatan secara gaib untuk siap menempuh perjalanan jauh dan melelahkan.

Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, mengatakan Indonesia memang sangat luas dan kaya dengan potensi wisata budaya. Bali boleh saja berbangga karena selama 12 tahun berturut-turut, Pulau Dewata tersebut menjadi terbaik sedunia oleh DestinAsian Readers Choice Award (RCA) award itu semakin menambah kepercayaan dunia internasional terhadap kekuatan kepariwisataan Indonesia. "Penghargaan ini akan menaikkan value Bali dan Wonderful Indonesia. Rasa kepercayaan diri ikutan naik. Semua lini jadi makin termotivasi untuk berbuat lebih hebat lagi," katanya.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Arinal Djunaidi Manusia Penuh Keberuntungan, Akankah Menang...

Pasalnya, menurut catatan Nyonya Lee tak pernah dua kali...

22211


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved