KETAPANG--Pemuda asal Ponorogo, Jawa Timur, ini pernah dihinggapi rasa bosan ketika merantau ke Desa Pematang Pasir, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan. Sugeng Hariyono, nama pemuda itu, kemudian ingin mengisi waktu luangnya dengan membaca. Dia pun bertanya ke tetangga kiri kanan, dimana letak perpustakaan di desa itu.
Bukannya mendapat jawaban, Sugeng malah dapat pertanyaan. "Perpustakaan itu, apa Mas?" "Sejak itu, saya mulai tahu kesadaran membaca di sini sangat kurang. Saya mulai berpikir membuat perpustakaan keliling, dengan menggunakan motor, demi menumbuhkan minat baca," kata Sugeng, mengenang idenya di 2014 itu, kepada Lampungpro.com, Jumat (17/3/2017).
Dia pun menyisihkan sebagian pendapatan dari bekerja di bengkel tambal ban untuk merealisasikan impian itu. "Saat terkumpul Rp450 ribu, saya cari motor di tukang rongsokan. Dapat motor tipe GL MAX buatan 1986 dalam keadaan mati mesin dan keropos," kata Sugeng.
Koleksi buku pertamanya juga didapat di tukang rongsokan tempatnya membeli sepeda motor secara kiloan. "Buku diseleksi agar pas buat anak-anak dan dapat 60 buku. Setelah ditimbang harganya Rp15 ribu," ujar Sugeng.
Sejak Maret 2014 selepas shalat ashar, Sugeng berkeliling membawa buku dengan 'Motor Pustaka' ke beberapa desa di Ketapang. Dia menerapkan sistem 'Baca, Pinjam, Gratis'. Di awal beroperasi, Motor Pustaka sempat dikira jualan. Dengan penuh kesabaran, dia memberikan pengertian dan pelayanan kepada anak-anak dan warga, demi menumbuhkan semangat membaca. Cibiran dan komentar negatif, sempat dia terima terlebih dengan profesinya yang bekerja di bengkel dan berpenghasilan pas-pasan.
Lama kelamaan sikap warga terbuka. "Saya mulai banyak pembaca setia, terutama anak-anak. Saya pun sempat mengalami kesulitan terutama soal koleksi buku yang masih minim, sementara pembaca setia menuntut koleksi buku-buku baru," tutur Sugeng.
Dia pun memutar otak untuk menambah koleksi buku baru. Beruntung ada yang memberinya telepon seluler. Dia lantas mengupload kegiatan Motor Pustaka melalui Facebook dengan harapan bisa mendapat donasi buku-buku baru. Hasilnya, paling tidak tiga paket buku dalam seminggu dia terima.
Kini, Motor Pustaka punya perpustakaan permanen bernama 'Tanah Pustaka'. Sebuah bangunan kosong bekas kandang burung merpati, dia sulap menjadi perpustakaan berslogan 'Membaca itu Gaul'. Selain itu, Sugeng juga dibantu beberapa teman hingga istrinya berkeliling meminjamkan buku di beberapa kecamatan di Lampung Selatan. Semua dilakukan secara swadaya demi menularkan virus membaca di masyarakat.
Saat ini Motor Pustaka punya sekitar 1.200 judul buku. "Dengan Motor Pustaka ini, saya berharap mulai tumbuh kesadaran membaca dan literasi di tingkat warga. Saya juga berharap Motor Pustaka ini bisa membuka peluang kerja. Misalnya dengan membaca buku metode bertani cabai, mereka bisa mengolah lahan. Saat ini perbandingan jumlah penduduk dengan koleksi buku Motor Pustaka belum seimbang. Semoga ada yang peduli dan menyumbang walaupun buku bekas," harap Sugeng. (PRO1)
Berikan Komentar
Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...
268
Bandar Lampung
11632
Bandar Lampung
2450
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia