Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Quraish Shihab: Puasa Mengasah Kecerdasan
Lampungpro.co, 02-May-2019

Erzal Syahreza 629

Share

Puasa, Ramadan

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Sebentar lagi umat muslim akan memasuki bulan suci bulan Ramadan. Ibadah paling utama yang diwajibkan dalam bulan Ramadan adalah puasa. Seperti dikutip dari Quraish Shihab.com, puasa bermula dengan tidak makan, tidak minum, dan tidak bercampur dengan pasangan sejak terbit hingga terbenamnya matahari.

Namun menurut ulama terkemuka ini, puasa bukan hanya sekadar itu saja. Ibadah puasa seharusnya berakhir dengan tecerminnya semua sifat Allah―kecuali sifat Ketuhanan-Nya―dalam kepribadian seseorang karena berpuasa adalah upaya meneladani sifat-sifat Tuhan sesuai dengan kemampuan manusia sebagai makhluk.

Quraish Shihab menyebut, Dengan upaya meneladani sifat-sifat Tuhan, seorang yang berpuasa melatih dan mendidik dirinya untuk meraih aneka kecerdasan, melalui potensipotensi yang dianugerahkan Allah kepadanya. Ia adalah kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional.

Ibadah-ibadah rutin dan penuh makna selama puasa memiliki makna yang dalam. Jika dilakukan secara betul, ujar ahli tafsir hadis lulusan Al Azhar Kairo ini, maka manusia akan meneladani sifat-sifat Tuhan.

Quraish Shihab menyebut, kecerdasan spiritual melahirkan iman serta kepekaan yang mendalam. Fungsinya mencakup hal-hal yang bersifat supranatural dan religius. Ialah yang menegaskan wujud Tuhan, melahirkan kemampuan untuk menemukan makna hidup, serta memperhalus budi pekerti, dan ia juga yang melahirkan mata ketiga atau indra keenam bagi manusia.

Sementara hawa nafsu selalu menganggu manusia dan mengajak kepada hal-hal yang bersifat negatif. Bahkan, kata Quraish Shihab, hawa nafsu bagaikan air laut. Semakin diminum, semakin mengundang haus atau bagaikan eksim, semakin digaruk, semakin nyaman, tetapi kesudahannya adalah luka yang terinfeksi, sehingga mengancam jiwa raga si penderita.

Nabi bersabda, Siapa yang memilih dunia dengan mengorbankan akhirat, maka dunia meninggalkannya dan akhirat pun luput darinya. Dengan kecerdasan emosi, manusia akan mampu mengarahkan emosi atau nafsu ke arah positif sekaligus mengendalikannya sehingga tidak terjerumus dalam kegiatan negatif.

Dengan kecerdasan emosi itu, manusia mampu mengendalikan nafsu, bukan membunuh dan meniadakannya. Pengendalian diri, bukan penyangkalan dan peniadaan pribadi. Emosi dan nafsu yang terkendali sangat kita butuhkan sebab ia merupakan salah satu faktor yang mendorong terlaksananya tugas kekhalifaan di bumi, yakni membangun dunia sesuai dengan kehendak dan tuntunan Ilahi. (***/PRO3)

#

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved