RAWAJITU TIMUR (Lampungpro.co): Kapal Keruk (dredger) canggih buatan Amerika senilai Rp34 miliar bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada petambak udang Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, setahun lebih ini mangkrak dan tidak bisa dioperasionalkan. Sejak diterima pada 15 November 2021, alat tersebut pernah digunakan untuk menyedot lumpur sedimentasi pada areal drainase air masuk (DAM) dan saluran pasok pertambakan Dipasena, hanya 100 meter (HM).
Selebihnya alat itu praktis menganggur. Saat ini diparkir di depan Sekretariat Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UWL). Manager Koperasi Bumi Dipasena (KPBD) Arizal, saat dikonfirmasi Lampungpro.co, Selasa (21/3/2023) membenarkan informasi bahwa dredger bantuan KKP tersebut bermasalah. Secara tehnis ternyata hasil kerja alat tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
Kemudian, ada kerusakaan pada sistem mekanik hampir satu tahun ini. Teknisi dari penyedia alat tak kunjung hadir. Dia menambahkan, masalah tersebut sudah dilaporkan kepada Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Kabupaten dan Provinsi Lampung hingga KKP RI di Jakarta.
"Batul, dredger bantuan MKP saat ini menganggur dan alat diparkir. Kami tidak operasionalkan lagi karena lumpur hasil sedotan dredger hanya maksimal 20% saja. Sementara biaya operasional yang harus kami keluarkan cukup besar, sekitar Rp4 juta. Kalau menggunakan eksavator hanya Rp600 ribu. Jdi tidak efektif dan tidak ekonomis, masalah lainnya ada kerusakan teknis mekanik pada alat," kata Arizal.
Terpisah Ketua P3UWL Suratman, mengatakan masalah alat berat dredger bantuan KKP sudah lama disampaikan kepada pihak pemerintah dan kepada perusahaan penyedia alat. Tujuannya agar segera ada keputusan cepat dan tepat.
"Kami berharap kalau bisa tipe alatnya diganti yang cocok dengan lingkungan pertambakan Dipasena. Kami butuhkan tipe dredger yang bisa membongkar dan menyedot lumpur sedementasi lebih banyak dari pada air, atau alat tersebut ditukar dengan bantuan beberapa unit eksavator saja boleh juga," ujar Suratman. (***)
Editor: Amiruddin Sormin, Laporan: Nafian Faiz.
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1291
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia