BANDAR LAMPUNG (Lampungpto.com): Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melanjutkan program Lampung Mengajar. Tahun ini pengajar disebar ke 10 kabupaten dengan sasaran SMA, SMK, dan sekolah luar biasa.

Program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo-Bachtiar Basri ini, dimulai pada 2016. Pada 2017, Gubernur Ridho melepas 120 peserta Lampung Mengajar untuk mengatasi kekurangan guru di daerah terpencil, terluar, dan terisolir. Tenaga pengajar ini berasar sarjana pendidikan kompeten dari seluruh perguruan tinggi yang diseleksi Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung.

Proses seleksi peserta Lampung Mengajar, menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Sulpakar, dimulai sejak 23 Maret hingga 6 April 2018. Rangkaiannya, dimulai dengan tes tulis pada 14 April, pengumuman tes tulis 17 April, wawancara 18 April, dan pengumuman akhir pada 23 April 2018. Peserta yang berminat ikut dapat mengantar lamaran ke UPT PKK Universitas Lampung.

"Tahun ini jumlah pengajar tetap 120. Dari jumlah itu 71 pengajar diperpanjang kontraknya dan 49 dari rekrutmen bersama Universitas Lampung itu," kata Sulpakar, di Bandar Lampung, Sabtu(31/3/2017).

Tahun ini, kata Sulpakar, kabupaten/kota yang tidak menjadi sasaran Lampung Mengajar adalah Bandar Lampung, Pringsewu, Metro, dan Tulangbawang Barat. Keempat daerah ini, dinilai cukup jumlah pengajarnya dan tidak ada daerah yang terisolir.

Sejak digulirkan oleh Gubernur Ridho Ficardo, Lampung Mengajar ditargetkan meminimalisir disparitas layanan mutu pendidikan antar wilayah perkotaan dengan daerah terpencil, tertinggal, dan sulit dijangkau. Kemudian, mengatasi kekurangan guru yang bermutu, mendorong perubahan prilaku masyarakat ke arah yang lebih baik dan berkelanjutan.

Selain itu membangun gerakan sosial pendidikan menuju Lampung maju dan sejahtera. "Tenaga pengajar yang kita rekrut merupakan sarjana semua jurusan yang memiliki semangat mengabdi dan cita-cita tinggi untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak hingga ke daerah terpencil dan tertinggal hingga daerah yang sulit dijangkau," kata Sulpakar. (PRO1)