KOTA AGUNG (Lampungpro.co): Usai musim durian yang berbuah di luar musim, kini giliran buah duku membanjiri kebun-kebun petani di Kabupaten Tanggamus, Lampung. Tak hanya di Lampung, musim duku juga berlangsung serentak di sejumlah daerah di Sumatera Selatan seperti Komering, OKU Timur, dan Muara Enim. Panen raya serentak ini justru membuat harga duku anjlok di tingkat petani.
Di Tanggamus, musim panen duku biasanya terjadi sejak Desember hingga April, dengan puncak produksi pada Maret hingga April. Namun pada musim panen kali ini, hasil melimpah tak sebanding dengan harga jual di pasaran.
“Dulu masih bisa Rp6.000 per kilogram, sekarang paling hanya Rp5.000. Padahal ongkos perawatan kebun selama setahun cukup besar. Kami harap pemerintah atau koperasi bisa membantu menstabilkan harga,” keluh Muhamad (55), petani duku di Pekon Sampang Turus, Kecamatan Wonosobo, Jumat (13/6/2025).
Hal senada disampaikan Dayat (43), petani di Way Panas. Ia menyebut bahwa melimpahnya hasil panen seolah menjadi bumerang karena tidak diimbangi harga pasar yang memadai. “Kalau panen serentak begini, pasarnya enggak kuat. Pembeli banyak, tapi harga dibanting habis-habisan,” kata Dayat.
Panen duku ini juga terjadi di kebun Nurdin, petani asal Cukuh Balak Tanggamus yang ditemui saat menenteng setengah karung duku dari kebunnya sebagai oleh-oleh untuk anaknya di Cilegon Banten. Pria paruh baya yang ditemui di Terminal Rajabasa Bandar Lampung ini mengaku harga duku memang kurang bagus.
"Waktu panen tahun lalu sebabnya lebih parah. Sekilo hanya Ro2.000" kata dia.
Fenomena serupa juga terjadi di wilayah Sumatera Selatan, terutama di sentra duku Komering dan Muara Enim. Musim panen di daerah ini biasanya dimulai sejak awal Februari hingga akhir Maret.
“Sekarang harga per pohon bisa Rp10-12 juta kalau panennya bagus. Tapi kalau dihitung per kilogram, hanya laku Rp10.000–Rp12.000 tergantung varietas,” ujar Zulvan, pemilik kebun duku di OKU Timur.
Sementara itu, pedagang buah di Pasar 10 Ulu Palembang, Muhammad Putra, mengatakan harga duku Komering dan Muara Enim memang naik-turun tergantung musim. “Kalau baru panen, harga masih bagus, Rp10.000 sampai Rp13.000 per kilo. Tapi kalau sudah banyak yang panen, bisa turun drastis,” jelasnya.
Penurunan harga paling tajam terjadi di OKU Selatan, di mana saat akhir musim harga bisa menyentuh angka Rp1.500 per kilogram. Herry Afriansyah, petani duku di sana, mengaku kecewa dengan situasi ini.
“Awal panen sempat Rp12.000, tapi sekarang jatuh ke Rp1.500. Padahal biaya pupuk dan tenaga kerja terus naik,” keluh Herry.
Meski harga jatuh, duku tetap menjadi komoditas musiman unggulan masyarakat di Lampung dan Sumatera Selatan. Selain rasanya yang manis dan khas, buah ini juga menjadi daya tarik wisata petik buah di beberapa daerah.
KLIK DAN BACA BERITA SEBELUMNYA: Panen Durian Aneh di Luar Musim Terjadi di Kota Agung Tanggamus, Petani Sebut Panen Masih Panjang
Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan perlindungan harga atau mendorong skema hilirisasi produk agar petani tidak selalu dirugikan saat panen melimpah. Dukungan koperasi tani dan rantai distribusi pasar juga menjadi langkah penting dalam menjaga stabilitas harga duku di musim-musim mendatang.
Catatan Redaksi:
Musim duku di Lampung dan Sumatera Selatan terjadi setahun sekali, yakni pada Desember-April untuk Lampung dan Februari-Maret untuk Sumsel. Panen serentak harus diantisipasi dengan manajemen hasil dan akses pasar yang luas agar tidak berdampak negatif terhadap pendapatan petani. (***)
Editor Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
Para kepala daerah di Lampung punya kesempatan untuk membuktikan...
1810
185
16-Aug-2025
215
16-Aug-2025
211
16-Aug-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia