JAKARTA (Lampungpro.co): Komisi VI DPR RI, mengapresiasi langkah PT PLN (Persero) dalam menekan beban take or pay (TOP) hingga Rp47,05 triliun pada tahun 2022.
Langkah cerdas PLN dalam mengoptimasi kontrak suplai listrik dengan independen power produser (IPP), mampu meningkatkan efisiensi PLN selama pandemi berlangsung.
Anggota Komisi VI DPR RI, Gede Sumarjaya Linggih mengatakan, pihaknya turut mengapresiasi upaya PLN yang mampu mengoptimasi kontrak tersebut.
"Hal itu menjadi perhatian Komisi VI agak tak menjadi beban bagi PLN, mengingat kondisi penurunan konsumsi listrik terjadi karena adanya pandemi Covid-19," kata Gede Sumarjaya Linggih dalam keterangannya, Kamis (16/2/2023).
Anggota Komisi VI DPR RI lainnya yakni Herman Haeron, juga mengapresiasi langkah capaian PLN, karena era rezim TOP mestinya disudahi saja, karena menjadi beban PLN ke depannya.
Ia mengatakan, Komisi VI DPR RI mendukung untuk PLN memiliki kontrak, baik pengadaan maupun kontrak jual beli listrik yang lebih fleksibel.
"Menurut saya, harus diakhiri era TOP ini, untuk energi yang basisnya memang bisa dikurangi. Untuk gas memang sedikit sulit, tapi kalau batu bara bisa dimanage, pembakarannya bisa disiasati," ujar Herman Haeron.
Disisi lain, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan, di tengah kondisi pandemi Covid-19, memang PLN menghadapi tantangan over suplai, jadi untuk memitigasi adanya beban TOP, PLN melakukan optimasi kontrak khususnya dengan IPP.
"Di tengah kondisi over suplai, kami secara mandiri bernegosiasi dengan IPP untuk memundurkan COD, supaya over suplai tidak semakin parah," tegas Darmawan Prasodjo.
Dengan itu, akhirnya PLN berhasil memperjuangkan cost saving hingga Rp47 triliun, dari konsultasi bersama dengan 17 IPP secara mandiri, untuk mencari titik temu solusi.
"Hingga akhir tahun 2021, konsultasi bersama dengan IPP telah berhasil menekan TOP sebesar Rp37,21 triliun. Upaya optimasi kontrak terus dilakukan PLN pada tahun 2022, sehingga TOP yang berhasil ditekan adalah Rp9,83 triliun," jelas Darmawan Prasodjo.
Dalam mensiasati kondisi over suplai, PLN juga melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan konsumsi listrik, dengan strategi ekstensifikasi dan intensifikasi untuk menambah konsumsi listrik.
Ada pun strategi intensifikasi meliputi program pemasaran tambah daya bagi pelanggan eksisting. Sementara strategi ekstensifikasi, meliputi penciptaan demand listrik baru melalui electrifying lifestyle.
PLN juga menjalankan program akuisisi captive power, dengan berkolaborasi bersama industri untuk memakai listrik PLN. PLN juga menjangkau kebutuhan listrik masyarakat melalui electrifying agriculture, electrifying marine, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan Kawasan Industri.
Hal itu yang kemudian menjadi salah satu penopang kinerja penjualan dan operasional yang lebih efisien pada tahun 2022. Di tengah kondisi Covid-19, PLN bukan hanya survive, bahkan berhasil membukukan pertumbuhan positif. (***)
Editor : Febri Arianto
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
21906
Bandar Lampung
4062
Lampung Barat
3619
217
16-Apr-2025
193
15-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia