YOGYAKARTA (Lampungpro.com): Pengalaman tiga remaja perempuan asal Madiun di malam pergantian tahun 2017/2018 pasti tidak akan terlupa seumur hidup mereka. Bagaimana tidak mereka yang hanya backpacker-an pergi ke Yogyakarta bisa menginap di Gedung Agung tempat presiden bermalam saat di Kota Gudeg itu.
Tiga perempuan yang masih duduk di bangku SMA itu memang sengaja ingin menghabiskan waktu di Yogyakarta menunggu detik terakhir 2017 beralih menjadi awal tahun 2018. Mereka tiba di kota pelajar itu Minggu (31/12/2017) pukul 13.00 WIB setelah menumpang Bus Mira.
Ketiganya adalah Arinka Alafarin (18) siswi SMAN 5, Nurul Hafsah (18) siswi di SMKN 3, dan Bunga (17) dari SMAN 6. Semua sekolahnya ada di Madiun. "Kami bilang orang tua ke Yogya. Enggak takut (di perjalanan-red) karena pernah ke sini," ujar Arinka seraya menjelaskan Hafsah pernah praktik kerja lapangan di Kota Gudeg yang berjarak 160 kilometer dari Madiun itu.
Mereka memang sengaja nekat. Karena ketiga perempuan yang mulai beranjak dewasa itu tidak membawa pakaian ganti bepergian sejauh itu. Gilanya lagi, mereka juga tidak membawa uang yang cukup untuk sewa penginapan dengan alasan akan kembali lagi ke Madiun Senin (1/1/2017) siang ini.
Mereka bertiga tiba di Yogyakarta hanya bermodalkan ongkos Rp150 ribu setiap orangnya. Minggu (31/12/2017) sore itu mereka pun menumpang mandi di RS PKU Muhammadiyah yang berlokasi dekat Gedung Agung. Mereka berencana tidur di mesjid yang mau menampungnya selepas melewati pergantian tahun sebelum kembali ke Madiun.
Malam itu, Minggu (31/12/2017), Presiden meminta kepada Ajudan Kolonel Pnb Mohammad Nurdin agar masyarakat yang berada di depan Gedung Agung Istana Kepresidenan Yogyakarta diundang untuk santap malam. Tak hanya itu, warga yang menjadi undangan pun dapat berfoto bersama. Undang 70 orang untuk makan malam di sini (Istana Kepresidenan Yogyakarta)," ucap Presiden Jokowi.
Namun karena ramainya masyarakat yang berada di depan Gedung Agung, tidak kurang dari 250 orang yang hadir di Istana Kepresidenan Yogyakarta. Bunga dan dua temannya, Arin dan Hafsah termasuk undangan Presiden yang hadir malam itu.
Saat ditanyakan berasal dari mana, mereka bertiga dengan kompak menjawab, "Madiun." Ketiga perempuan bersahabat itu pun termasuk yang beruntung diundang masuk.
Saat ditanya bagaimana perasaannya bisa berfoto bersama Presiden. "Senang, deg-degan, rasanya enggak percaya, kayak mimpi," ucap Bunga.
Berfoto bersama dengan Presiden, ketiga remaja ini tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menyampaikan cita-citanya. "Minta doa, kan mau masuk UN (Ujian Nasional) eh universitas. Mau masuk UGM (Universitas Gadjah Mada)," kata Bunga.
Mereka mengatakan alasan memilih UGM karena Presiden berasal dari universitas tersebut. Saat ditanya respons Presiden mengenai cita-cita mereka. "Amin... amin kata Pak Jokowi," kata Arin.
Setelah berfoto bersama, Hafsah sempat menelepon ibunya. "Iya udah tadi ditelepon. Langsung bilang. Ini sampai nangis. Senang terharu," katanya.
Setelah dari Gedung Agung ketiga gadis asal Madiun ini kemudian berkeliling hingga pergantian tahun dan berencana kembali ke Madiun, Senin (1/1/2018). "Ya dimana saja. Masjid bisa, yang penting nanti istirahat," ucap Hafsah ketika ditanya akan menginap di mana.
Ketika Presiden Joko Widodo dilaporkan terkait kisah ketiga gadis Madiun ini, ia langsung memerintahkan Kepala Istana Kepresidenan Yogyakarta Saifulah agar mereka menginap di Istana. "Hubungi mereka dan siapkan kamar untuk mereka menginap," ucap Presiden.
Akhirnya tengah malam, Senin (1/1/2018) pukul 00.30 WIB, mereka bertiga kembali ke Gedung Agung setelah dihubungi melalui telepon.
Sebenarnya mereka tidak tahu, untuk apa diminta kembali ke Gedung Agung. "Saat diminta identitas di ruang piket, kok mengisi keperluan menginap," ucap Arin.
Usai mengisi formulir tamu, staf Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Le Renov mengantarkan mereka bertiga ke salah satu ruangan kamar bernomor 004 di Wisma Negara. Di dalam ruangan bercat putih itu disediakan tiga ranjang serta fasilitas kebutuhan lainnya seperti makanan dan minuman. Setelah ditunjukkan kamarnya di kamar 004, Wisma Negara, mereka pun masih belum percaya. "Kewel(bergetar)," ucap Hafsah.
Arin, siswa SMA Negeri 5 Madiun adalah anak pengemudi becak dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Sementara Bunga, siswa SMA Negeri 6 Madiun, ibunya telah tiada dan ayahnya bekerja sebagai montir. Hafsah, siswa SMK Negeri 3 Madiun, ayahnya di Cirebon berjualan batu alam dan ibunya adalah ibu rumah tangga. (**/PRO2)
m
Berikan Komentar
Ini adalah refleksi tajam terhadap etos kerja jurnalisme lapangan,...
2303
196
12-Jun-2025
304
12-Jun-2025
234
12-Jun-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia