Kami sudah punya standar operating procedure yang kami adopsi dari United Nation World Tourism Organization. Dan kami selalu menggunakan global standart," kata Arief Yahya.
Saat membuka Rakornas III Pariwisata 2017 di Jakarta baru-baru ini , dia juga pernah mengatakan, rencana antisipasi penanganan bencana akan fokus pada faktor akses, amenitas dan atraksi (3A).
Seandainya terjadi erupsi ketiga faktor tersebut harus diperhatikan. Rumusnya 3A. Atraksi harus ada. Akomodasi, industri mau beri apa. Apa wisatawan mesti bayar 50-40 persen dari normal price. Aksesnya, kalau bulan ini erupsi ke barat berarti kita harus ke timur ke Lombok. Itu yang kita atur," kata Menpar Arief Yahya.
Dan dia juga tak segan memberikan contoh gamblangnya. Kita tentukan bandara mana saja yang bisa digunakan. Busnya siapa yang menyediakan? Kalau mereka harus tertunda kepulangannya, apa yang bisa diberikan oleh hotel? Tidak fair kalau hotel men-charge 100 persen karena mereka tidak berniat berlama-lama. Ini yang sedang dibuat," kata Arief Yahya.
Kemenpar menggunakan pola dan SOP yang sudah biasa dilakukan oleh UNWTO dalam mengelola Crisis Center. Dan itu sudah diterapkan di Bom Thamrin dulu, juga erupsi Gunung Raung dan Gunung Barujari, Lombok. (*)
Berikan Komentar
Andai ada 10 saja media dan jurnalis yang menjadi...
2071
Olahraga
13819
Bandar Lampung
7146
Lampung Tengah
4203
164
20-May-2025
263
20-May-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia