Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Tim Percepatan Homestay Manfaatkan Keberagaman Adat dan Budaya
Lampungpro.co, 21-May-2017

1348

Share

JAKARTA (Lampungpro.com) - Tim Percepatan Homestay akan menerapkan skema pengembangan Homestay Desa Wisata melalui konversi, renovasi, revitalisasi, dan bangun baru. Skema ini akan memanfaatkan kurang lebih 560 etnik suku budaya yang dimiliki Indonesia dengan beragam bentuk arsitektur tradisional yang berkembang dari Sabang sampai Merauke.

"Di Indonesia bagian barat Aceh memliki Rumah Aceh, di Indonesia bagian tengah Toraja memiliki Rumah Tongkonan, dan di Indonesia bagian timur Papua memiliki Rumah Hanoi, dan banyak lainnya. Semua homestay akan berkembang dan menjadi ciri khas dari daerahnya masing-masing," ujar Ketua Tim Percepatan Pembangunan Homestay, Anneke Prasyanti di Rakornas II Pariwisata: Homestay Desa Wisata di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (19/5).

Anneke menjelaskan, arsitektur tradisional ini berkembang bersama dengan kebiasaan, pola hidup, adat istiadat dan norma-norma yang berlaku pada komunitas tradisional. Oleh karena itu sejarah dan budaya melekat erat pada bentuk arsitektur tradisional.

"Nenek moyang kita itu hebat dalam hal arsitektur. Rumah tanpa jendela dan ventilasi, rumah pasti akan panas. Sementara, nenek moyang kita sudah merancang bangunan yang sangat kaya udara untuk bisa menopang langit. Ketika tidak ada lubang di dinding, tidak bisa udara nyaman di dalam ruangan. Ini ada di rumah lokal kita, terutama yang materialnya bambu dan kayu," ujar Anneke.

Memang, lanjut Anneke, rumah tradisi banyak yang harus diinovasi untuk alasan kesehatan. Harus ada sinar matahari dan udara yang masuk, tapi bentukannya sudah menjadi wadah untuk bisa menangani cuaca di Indonesia. "Atap miring untuk menangani hujan, lubang ventilasi untuk mengalirkan udara dingin, dan jendela besar untuk memasukkan cahaya matahari," kata Anneke.

Anneke menambahkan, modernisasi dan gaya hidup yang semakin kompleks kemudian ikut pula merubah arsitektur yang berkembang. Arsitektur bergaya modern berkembang pesat dan lebih banyak dijumpai saat ini dibandingkan arsitektur tradisional yang telah menjadi ciri khas daerah.

"Contohnya arsitektur Betawi yang seolah-olah hilang ditelan gedung tinggi dan perumahan mewah modern. Ini juga terjadi di daerah lain. Melalui desain tradisional pada homestay kita, ini mengembalikan nilai budaya dan kehebatan arsitektur nenek moyang kita," kata Anneke.

Homestay bisa diartikan juga home sharing. Ketertarikan pengunjung wisatawan terhadap home sharing akan mengalami kenaikan dari 10 persen (2016) menjadi 15 persen (2020) di kota-kota besar dunia dan dari 2 persen  (2016) menjadi 5 persen (2020) di kota-kota besar di Asia Tenggara.

1 2

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Sepak Bola, Cara Hebat Pemimpin Menghibur Rakyat

Boleh saja menghujat kita dijajah Belanda selama 350 tahun....

256


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved