Jenis akomodasi rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan untuk disewakan dengan memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya, yang dimiliki oleh masyarakat setempat dalam rangka pemberdayaan ekonomi lokal, ini semakin dicari wisatawan masa kini.
"Pengalaman homestay saya di Eropa. Kehidupan sehari-hari mereka yang biasa, buat kita jadi tidak biasa. Menembak rusa, main ski, memanah, dan sebagainya. Di Ubud, saya juga pernah tinggal di sana 2 tahun. Kehidupannya seperti ini; main sepeda di tengah sawah, melihat tradisi seni, panen kelapa, dan sebagainya. Di sini menjadi hal yang biasa tapi belum diangkat menjadi potensi wisata," kata Anneke.
Bagi Anneke, target 20.000 homestay di 2017 akan menjadi keniscayaan bila Indonesia Incorporated berjalan. Kementerian Desa sampaikan di 2.000 desa akan dibangun 10.000 homestay bila di masing-masing desa bisa dibangun 5 homestay.
Selain bangun baru, tambah Anneke, banyaknya rumah masyarakat yang telah ditinggalkan pemiliknya karena merantau atau dianggap tidak trendy bisa dimanfaatkan.
"Rumah-rumah ini memenuhi kriteria homestay, namun belum dimanfaatkan untuk menjadi Homestay Desa Wisata. Semuanya memiliki daya tarik wisata khususnya wisata budaya dengan mengangkat kembali arsitektur tradisional Nusantara dan lokasinya yang berada di Desa Wisata sehingga wisatawan dapat berinteraksi dengan masyarakat lokal," ujar Anneke.
Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah S. Thaib menambahkan, untuk Desa Wisata yang memiliki homestay akan mendapatkan pendampingan penuh dari pemerintah. �"Nanti akan ada pendampingan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari Kementerian Pariwisata, lalu ada pendamping pelatihan Sumber Daya Manusia untuk pengelolaan operasional Homestay Desa Wisata dari Kementerian Desa melalui BUMDes. Panduan dan petunjuk teknis juga akan diluncurkan Kemenpar," kata Hiram.
Hiram optimistis kunjungan wisatawan mancanegara akan meningkat pesat saat Homestay Desa Wisata ini sudah berjalan. Menurutnya, dengan melalui homestay desa wisata yang dimiliki Indonesia, wisman tidak akan menemukannya di negara lain. "Kini saatnya kita kembalikan lagi arsitektur Nusantara sebagai wajah dan identitas Indonesia yang beragam, DNA asli daerah, melalui Homestay Desa Wisata demi keberlanjutan wajah bangsa Indonesia. Kita memiliki begitu banyak budaya dan adat di tiap-tiap daerah. Keberagaman ini tidak akan ditemukan di tempat lain saat berwisata," kata Hiram.
Hiram mencontohkan, saat wisatawan berkunjung di sebuah negara, wisatawan tersebut hanya akan merasakan sensasi satu kebudayaan dan tradisi. Namun dibandingkan dengan Indonesia, untuk satu pulau saja, terdapat beragam adat dan budaya yang bisa dinikmati.
"Di 5 pulau utama yang dimiliki Indonesia saja budayanya berbeda, bahkan dalam satu pulau juga terdapat banyak adat dan budayanya. Ini akan sangat menarik minat masyarakat. Apalagi, masyarakat kita yang memiliki desa wisata sangat welcome dan ramah terhadap orang asing yang menjadi kekuatan bangsa ini," kata Hiram
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4136
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia