Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Tingkatkan Pariwisata, Menpar Arief Minta Semua Lini Bersinergi
Lampungpro.co, 14-Mar-2017

936

Share

BANDUNG, (Lampungpro.com)-Semangat "Indonesia Incorporated" langsung diungkapkan Menpar Arief Yahya pada pembukaan Rapat Koordinasi (Rakor) Perguruan Tinggi Pariwisata se-Indonesia ke-III di Hotel Mercure Bandung, Senin (13/3). Bangsa Indonesia diminta bersatu, mensinergikan kekuatan, memperkuat semua lini membangun pariwisata.

"Kalau ingin maju, kita harus tetapkan musuh bersama. Kalau mau menang kita harus kompak, solid dan maju serentak," kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI, Senin (13/3).

Tak hanya pemerintah yang berlari kencang. Para pelaku bisnis, komunitas dan media, juga harus bersinergi menggabungkan kekuatan. Misinya apalagi kalau bukan mendorong pariwisata Indonesia naik ke level yang lebih tinggi. "Kalau kita bersinergi, tidak ada yang bisa mengalahkan Pariwisata Indonesia," katanya.

Alasan kenapa harus bersatu membangun pariwisata dan apa untungnya bagi Indonesia? pertama, pariwisata sudah ditetapkan menjadi sektor prioritas pembangunan nasional selain infrastruktur, pangan, energi dan maritim. Bahkan, pariwisata juga telah diprediksi menjadi sentra dan tulang punggung perekonomian.

Faktanya di lapangan memang seperti itu, untuk Indonesia, pariwisata adalah penyumbang PDB, devisa dan lapangan kerja yang paling mudah serta murah, ujarnya.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Deputi Kelembagaan Kementerian Pariwisata Ahman Sya, Ketua STP NHI Bandung Anang Suntono, serta ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didien Djunaedy sepakat dengan keinginan Menpar.

Faktanya, pariwisata sudah menyumbangkan 10 persen PDB nasional. Prosentasenya tertinggi di ASEAN. Angka pertumbuhan PDB pariwisata nasional ikut tumbuh 4,8 persen dengan tren naik sampai 6,9 persen, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan. "Ini makin meningkatkan optimisme, katanya.

Alasan keduanya adalah devisa pariwisata yang terbilang fenomenal. Angkanya menembus USD 1 juta dan menghasilkan PDB USD 1,7 juta atau 170 persen. Jadi kalau selama ini orang mengkategorikan industri itu menjadi migas dan non migas, maka kelak industri itu akan menjadi pariwisata dan non pariwisata, ujar Arief Yahya.

Pariwisata juga berada di posisi empat besar penyumbang devisa nasional. Prosentasenya mencapai 9,3 persen dibandingkan industri lainnya. Jika ditarik ke presentase pertumbuhan penerimaan devisa, pariwisata bahkan memperlihatkan pertumbuhan yang paling menggembirakan. Presentase pertumbuhannya paling tinggi yakni menembus 13 persen.

Alasan lain yang tak kalah seksinya adalah pariwisata menjadi penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan. Prosentasenya menembus 8,4 persen secara nasional dan rangkingnya menempati urutan keempat dari seluruh sektor industri. Angka pertumbuhannya mencapai 30 persen dalam waktu lima tahun. 

Penciptaan lapangan kerjanya termurah. Pariwisata bisa meng-create job opportunity hanya dengan USD 5.000/satu pekerjaaan. Coba banding dengan rata-rata industri lainnya yang sudah sebesar USD 100.000/satu pekerjaan, katanya.

Selain itu, efek domino dari pariwisata juga terasa dahsyat dan sangat signifikan. Dari data World Bank, setiap belanja USD 1 akan mendorong dan menggerakkan sektor ekonomi lain minimal USD 3,2. Bahkan, pariwisata adalah salah satu penggerak dari sektor utama lainnya, seperti ekonomi, globalisasi, konektivitas, integrasi dan pengembangan sosio-ekonomi. 

Negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan di tingkat regional dan global apabila unsur pentahelixnya bersatu fokus mendukung core business yang telah ditetapkan," katanya. 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

24462


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved