Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Unila dan Kementan RI Atur Strategi Percepat Hilirisasi Pertanian di Lampung, Kopi Jadi Fokus Utama
Lampungpro.co, 31-Jul-2025

Febri 1411

Share

Unila dan Kementerian Pertanian Saat Bahas Program Hilirisasi Pertanian | Lampungpro.co/Dok Unila

Menurutnya, pengembangan tebu akan dilakukan bersama PT. Sugar Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan dari holding PTPN Group. Sementara hilirisasi juga dilakukan untuk komoditas strategis lainnya, termasuk kelapa, mete, kakao, kopi, pala, dan lada, yang ditargetkan mulai terlaksana tahun ini.

"Kami sekarang sedang kerja maraton bersama Bappenas dan semua stakeholder termasuk PTPN. Jadi untuk Unila dan Lampung, kami membuka peluang besar untuk terlibat di dalam program ini, khususnya di kopi, sesuai kompetensi dan potensi wilayah," ujar Abdul Roni.

Abdul Roni menyebut, seluruh program pengadaan benih akan dilakukan melalui kemitraan bersama PT. Riset Perkebunan Nusantara (RPN), sebagai mitra utama penyedia benih unggul nasional. RPN sendiri, nantinya akan bermitra dengan penangkar-penangkar lokal di setiap daerah.

"Kami ingin memastikan, pengadaan benih, baik kopi, kakao, maupun lada, dilakukan melalui jalur yang terstandar, berkualitas, dan sesuai kebutuhan wilayah. RPN akan menjadi jembatan utama dalam sistem kemitraan ini," sebut Abdul Roni.

Unila sendiri, menyatakan posisi strategisnya berada pada komoditas kopi. Dalam diskusi tersebut, pelaku dan penggiat kopi dari Lampung Barat, Supriyono menjelaskan, persoalan terbesar petani saat ini adalah rendahnya produktivitas akibat usia tanaman yang tua, kurangnya pemupukan, minimnya pendampingan teknis, serta terbatasnya akses terhadap permodalan.

"Kami sudah mengembangkan dua pendekatan, yaitu optimalisasi tanaman yang sudah ada dan replanting dengan sistem pagar. Dengan metode ini, potensi produktivitas bisa mencapai 3-4 ton perhektare untuk kopi robusta maupun arabika," jelas Supriyono.

Supriyono menambahkan, biaya replanting perhektare bisa mencapai Rp80 juta, sementara untuk optimasi sekitar Rp25-30 juta, sehingga dibutuhkan intervensi nyata dari pemerintah untuk mendukung keberlanjutan dan daya saing petani kopi.

1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Bhayangkara FC Diluncurkan, Lampung Masuki Era Industri...

Bukan lagi sekadar bangga punya klub, tapi siap menjadikan...

1680


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved