Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Universitas Penerima Pembangunan Fasilitas 7 in 1 Diminta Gencarkan Publikasi Ilmiah
Lampungpro.co, 28-Jul-2017

Lukman Hakim 930

Share

MANADO (Lampungpro.com): Universitas-universitas penerima pembangunan fasilitas dalam program�7 in 1, termasuk Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, diminta untuk mengencarkan publikasi ilmiah. "Jumlah publikasi ilmiah tingkat internasional kita juga masih kurang. Kita harus kerja keras agar jumlah publikasi meningkat. Pembangunan ini agar bisa mendorong riset," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, sebelum meletakkan batu pertama gedung Fakultas Hukum Unsrat di Manado, Kamis (27/7/2017).

Program�7 in 1, kata dia, meliputi pembangunan fasilitas baru untuk tujuh universitas di seluruh Indonesia yang dananya berasal dari pinjaman Bank Pembangunan Islam (IDB). Selain Unsrat, penerima lain dari program�7 in 1�adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).

Unsrat mendapatkan alokasi program�7 in 1�untuk membangun fasilitas baru di fakultas hukum, fakultas teknik dan laboratorium teknik, yang ditargetkan dapat selesai pada November 2018. Karena dana pembangunan didapat dari pinjaman, Nasir meminta sivitas akademika dan masyarakat untuk mengoptimalkan fasilitas tersebut. Pasalnya, lanjut Nasir, lebih mudah membangun fasilitas daripada merawat dan menggunakannya. Untuk itu, kata dia, fasilitas�7 in 1�di Unsrat harus dioptimalkan untuk masyarakat terutama sebagai media melahirkan inovasi dan publikasi ilmiah internasional.

Nasir juga menjelaskan jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia�jauh tertinggal dari Thailand, Singapura dan Malaysia. Padahal secara jumlah penduduk Indonesia menang jauh. Dilansir Antara, Indonesia saat ini hanya bisa menerbitkan 4.500 hingga 5.500 karya ilmiah terpublikasi berstandar internasional. Angka itu tidak seimbang dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250-an juta jiwa.

Pemerintah menargetkan 8.000 penelitian bisa terpublikasikan, tapi karena terkendala anggaran maka jumlah publikasi yang realistis adalah 6.000 sampai 6.500 penelitian yang bisa dipublikasikan. Dia membandingkan jumlah publikasi ilmiah dengan negara jiran yang tergolong tinggi. Hingga saat ini, Thailand telah menerbitkan sekitar 11.500 publikasi, Singapura 17.000, dan Malaysia 27.000. (**/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1179


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved