Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Wina Armada dan Cahaya Sore yang Tak Pernah Pudar
Lampungpro.co, 04-Jul-2025

Amiruddin Sormin 605

Share

Ilustrasi Wina Armada Sukardi. LAMPUNGPRO.CO

Cemara menderai sampai jauh, terasa hari akan jadi malam. Ada dahan di tingkap merapuh, dipukul angin yang terpendamChairil Anwar

Entah mengapa larik puisi Derai-Derai Cemara karya Chairil Anwar—puisi yang selalu terasa seperti senja yang hendak pamit—muncul di benak saya tepat ketika kabar wafatnya Wina Armada Sukardi datang. Ia wafat pada sore hari. Dan sore, pada hari itu, terasa lebih sunyi dari biasanya.

Beberapa detik setelah kabar itu seperti petir di siang bolong, tiba-tiba terbayang kembali puisi-puisi Rabindranath Tagore dalam Gitanjali. Tentang manusia sebagai bejana, seruling kosong, yang dipilih Tuhan untuk menyalurkan keindahan-Nya. Seperti yang diyakini Spinoza: Tuhan bukan pribadi yang jauh, tapi keteraturan itu sendiri. Maka, melodi kehidupan hanya mengalun jika tubuh dan jiwa selaras dengan hukum-Nya.

Dan Wina, bagi saya dan ratusan wartawan yang pernah disentuh ilmunya, adalah seruling itu. Ditiup Sang Waktu, dibentuk oleh bakat, ditempa oleh ketekunan, dan diberkahi oleh kelimpahan.

Ia seorang penulis dan editor yang jeli, penyiar radio di ARH tahun 1980-an, juri film, penghayat hidup sehat, pencinta buku dan kuliner. Sosok urban, tapi tetap hangat dalam pergaulan.

Saya mengenalnya pertama kali tahun 1993. Ia pemimpin redaksi, saya anak buah yang kikuk. Tapi Wina tak pernah membentak. Kalimatnya berdiri tegak: jernih, berwibawa, dan sering lebih dahulu menangkap hal-hal yang belum kami sadari. Kami duduk di ruang yang sama, tapi pikirannya selalu satu lapis lebih tinggi—bukan karena jabatan, melainkan karena kedalaman perspektif.

WASSA, begitu kami memanggilnya—singkatan dari Wina Armada Sukardi, S.A. Julukan "Si Komo" melekat bukan karena tubuhnya ya

ng sempat tambun, tapi karena ia sering “memacetkan” isi kepala kami, para reporter, dengan kritik tajam nan membangun.

#
1 2 3 4

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved