Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Aliansi Remaja Independen Gagas Program Yes I Do
Lampungpro.co, 19-Apr-2017

Lukman Hakim 1047

Share

SEMARANG (Lampungpro.com): Aliansi Remaja Independen dan Plan International Indonesia berupaya mencegah dan memutus rantai pernikahan anak di Rembang, Jawa Tengah dengan menggagas Program Yes I Do yang dilakukan Rutgers WPF Indonesia. "Kenapa Rembang? Lebih dari separuh perempuan usia 15-24 tahun di Rembang, hamil pertama sebelum usia mereka 20 tahun," kata Project Manager Yes I Do, Amrullah, di Semarang, Selasa (18/4/2017).

Berdasarkan data yang didapatkan dari survei CREDOS, bagian dari program Yes I Do, kata dia, menunjukkan perkawinan usia anak dan kehamilan remaja masih menjadi persoalan yang terjadi di Rembang. Hal itu dikatakan Amrullah di sela "Diseminasi Hasil Baseline dan Lokakarya Bersama Jurnalis" yang digelar Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah sebagai local partner program Yes I Do.

Amrullah mengakui penyebab pernikanan anak di Rembang kompleks, meliputi tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, dan pola pikir anak yang mudah dipengaruhi kultur masyarakat dan lingkungan. "Misalnya, bapaknya tidak mementingkan pendidikan anak, ibunya di masa lalu juga pernah menikah sangat muda, implikasinya ke anak. Apalagi, tidak diperkuat dengan kemampuan hidup. Jadi, mata rantai," kata Amrullah.

Untuk mengatasi persoalan itu, kata dia, mata rantai harus diputus secara bersamaan agar optimal dengan peran serta banyak pihak, termasuk mitra setempat dan pemerintah kota setempat. Rembang, kata dia, merupakan salah satu di antara tiga daerah yang diintervensi program Yes I Do, selain Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dan Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. "Ini sudah memasuki tahun kedua. Kami sudah kumpulkan ada 680 anak perempuan usia 10 sampai 18 tahun di Rembang. Kalau di tiga daerah, tercatat ada lebih dari 2.000 anak perempuan. Kami masih identifikasi," kata dia.

Artinya, kata Amrullah, dari data yang terkumpul akan diidentifikasi yang kondisinya rawan sehingga perlu didampingi dengan program Yes I Do, sebab kuota pendampingan sekitar 80 anak/daerah. "Kami tidak bisa dampingi semua agar lebih optimal hasilnya. Di setiap daerah, kami ambil empat desa, dan ada 20 anak dari setiap desa yang akan didampingi program Yes I Do," kata dia.

Pendampingan dilakukan secara menyeluruh, seperti pendidikan dengan menjamin akses pendidikannya, kemudian ekonomi dengan pemberdayaan ekonomi, termasuk penanaman kemampuan lunak. "Target kami lima tahun untuk program ini. Makanya, kami butuh peran serta berbagai pihak, termasuk pemda setempat, seperti fasilitasi pendidikan. Kami akan bantu advokasi ke pemda," kata Amrullah. (*/ANT/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

18750


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved